Cerita Prasmul
Rahadi Marsito: Enjoy Dahulu, Karier yang Progresif Kemudian! – Alumni Success Story

Rahadi Marsito: Enjoy Dahulu, Karier yang Progresif Kemudian! – Alumni Success Story

Tunjukkan jari bagi Anda yang menginginkan tanjak karier di perusahaan idaman, serta memilih tempat kerja dengan alasan “nyaman”, bukan saja dorongan kebutuhan. Tentu tak mau menolaknya, bukan? 

Beruntung, kondisi inilah yang dirasakan Rahadi Marsito alias Dito, Alumnus MM Prasetiya Mulya. Mantap menjajaki dunia profesional, perasaan enjoy telah mengantar 11 tahun perjalanan profesi Dito di perusahaan yang sama, dari posisi part-timer, staf, manajer, hingga direktur di usia yang terbilang muda. Bagaimana Dito mem-value tempat bekerja yang nyaman, hingga kini sukses berkarier dengan progresif? Mari menyimak kisahnya!

Bekerja, 1/3 Bagian dari Hidup

Usai lulus sebagai Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota dari Institut Teknologi Bandung, serta mengampu studi manajemen MM Reguler Prasetiya Mulya, Career Day dan koneksi mengantarkan Dito pada pekerjaan pertamanya. Memperoleh pembelajaran baru, namun merasa kurang mencapai work-life balance, Dito memberanikan diri untuk mencari tempat bekerja idaman, salah satunya tempat part-time ketika berkuliah, JLL (Jones Lang LaSalle) Indonesia.

“Di Prasetiya Mulya kita mendalami keempat pilar bisnis, salah satunya Human Resource. Walau berkarier di bidang properti, mata saya menjadi terbuka bahwa bagaimanapun perusahaan itu harus menghargai seluruh karyawan, rewarding, serta memiliki KPI dan career path yang jelas. Sehingga saat jenuh, saya juga tahu apakah itu karena faktor internal atau eksternal,” ungkap Dito. 

Tentu saja, pentingnya menilai tempat kerja bukanlah tak berdasar. Ayah dari satu putra ini menyatakan, lingkungan kerja merupakan bagian dari hidup yang sangat mempengaruhi well-being, sebagaimana 8-8-8 Rules: 8 jam istirahat, 8 jam hiburan, dan 8 jam bekerja. 

At the end of the day minimal kita akan menghabiskan 5 hari seminggu untuk ketemu orang kantor, dealing with clients, sehingga mau nggak mau kita harus enjoy what we do dan lingkungan kita. Karena itu base untuk bisa capai prestasi ke depannya.”

Stand Out di Karier dan Kepemimpinan

Meskipun kata, ‘never stop learning’ terdengar klise, namun lulusan SMP dan SMA Kanisius ini telah membuktikan pentingnya prinsip tersebut dalam memberikan challenge bagi diri agar tidak jenuh.

Bagi Dito, MM Prasetiya Mulya mengajarkan banyak seputar membangun koneksi dan kolaborasi.

“Kalau kita menunggu seperti yang diekspektasikan, ya akan biasa aja. Tapi ketika jemput bola, begitu ada platform teknologi untuk komunikasi regional office dipelajari, ada kesempatan training juga aktif, bahkan untuk outing juga kita proaktif memberikan ide, saat itulah kita menjadi bisa serius bekerja, belajar, tapi dapat sisi fun juga untuk memberikan motivasi kerja,” ungkap Dito.

Pun setelah menjadi seorang direktur di Strategic Consulting Department, Dito menyadari bahwa senior perlu mengesampingkan ego, dan no-offense jika saja generasi di bawahnya lebih mengetahui hal-hal yang bersifat modern. “Jurang kegagalan seorang leader adalah ketika ia menolak input dari tim,” kata Dito. Contoh sederhananya, Dito yang dahulu lebih suka praktik daripada membaca, perlu membuka buku untuk kembali memperkaya pengetahuan, sembari aktif menanyakan pendapat tim.

Nggak selalu habit yang kita pelajari dari kecil itu menjadi basis dari diri kita sekarang, karena learn anytime and from everyone itu mutlak.”

Rahadi Marsito

Kunci Enjoy versi Dito

11 tahun berkarier di satu perusahaan yang sama, dan merintis karier dari nol tentu perjalanan yang panjang. Selain selektif memilih lingkungan bekerja, terdapat tips enjoy lainnya yang dibagikan pecinta fotografi tersebut:

Balance life antara pekerjaan, istirahat, dan keluarga.
Saat field survey di Batam, Dito menyempatkan diri untuk tetap menjalankan hobi fotografi.
  • Pahami diri sendiri terlebih dahulu.

Seperti Dito yang menyadari kecocokan di bidang properti sebagai seorang profesional, evaluasi kembali apa diri Anda inginkan, agar bisa konsisten dan persistence.

  • Jadikan sekitar sebagai support system, bukan pembanding.

Dalam setiap aspek karier, either you win or you learn, bukan gagal. “Ketika melihat yang lain sudah senior atau yang lainnya, ya it’s their stories. Pikirkan career growth kita sendiri karena kompetisi kita adalah dengan diri kita saat ini,” ungkap Dito.

  • Atasi perasaan jenuh dengan evaluasi dan rekreasi.

Don’t be too hard on yourself! Pemilik akun Instagram @difotodito ini mengakui bahwa selain fotografi, kegiatan tari bersama istri atau waktu bersama keluarga dapat menjadi sarana untuk menjernihkan pikiran agar evaluasi diri dapat lebih maksimal.

Gabriela Junisa Lasse

Add comment

Translate »