Cerita Prasmul
4 ‘Storyteller’ Prasmul Bersinar di AFECA Asian MICE Youth 2019

4 ‘Storyteller’ Prasmul Bersinar di AFECA Asian MICE Youth 2019

“Semenarik apapun ide, dia akan sulit dimengerti oleh pendengar jika tidak dikemas dan disampaikan dengan baik,” ujar Erica sebagai penerima gelar Best Presenter Award pada ajang AFECA Asian MICE Youth 2019. Nampaknya, keyakinan itu lah yang menjadi mesin penggerak kelompok yang menamai dirinya ‘Arutala’ ini dalam meraih tiga penghargaan sebagai Champion, Best Powerpoint Presentation, dan Most Popular Team Award.

Arutala memang sempat ‘menelantarkan’ paper kompetisinya karena terlalu fokus mempersiapkan kostum, performance, dan interaksi dengan juri. “Tapi ujungnya kami sadar, presentasi yang bagus itu bukan sekadar tentang gimmick yang unik aja,” ujar Yasmin, “Karena sebetulnya, good presenter itu adalah good storyteller,” jelasnya.

Lantas seperti apa presentasi yang baik itu dan bagaimana mempersiapkannya? 

Ayo simak penuturan tim yang terdiri atas Erica Santoso (S1 Branding 2016), Andita Refanda (S1 Event 2016), Zahra Yasmin (S1 Event 2016), dan Lisabel Lim (S1 Hospitality Business 2017) ini kepada Ceritaprasmul.com.

Data > Kata

Untuk memahami konsep wellness dan blockchain dalam acara Asia Wellness Expo 2020 yang dirancang Arutala, konsentrasi penuh penonton mutlak dibutuhkan. “Karena itu, semua perhatian harus tertuju pada kami, bukan PPT di belakang kami,” tegas Erica. Dengan pertimbangan tersebut, Arutala memilih video sebagai media presentasinya.

Penampilan Arutala saat kompetisi berlangsung

Kelompok menghindari peletakan terlalu banyak kata dan fokus menampilkan data dalam videonya. “Menurut feedback dari FM, Presenter dan materinya itu seharusnya saling melengkapi, bukan tumpang tindih,” ujar Andita. “Hal-hal yang bisa dikatakan oleh presenter tidak perlu dituliskan di PPT,” terangnya. Andita pun menjelaskan bahwa penggunaan data lebih memudahkan penonton untuk memahami konteks materi yang dipresentasikan. 

Confidence is The Key

Pembuatan presentasi selesai, kini saatnya merancang bagaimana menyampaikannya. Arutala memilih roleplay sebagai konsep presentasi mereka. Selain berbeda dari kelompok lain, konsep ini mempermudah tim dalam membuat alur presentasi yang menarik. 

Kostum bertema Frangipani yang dikenakan Zahra Yasmin saat presentasi

Roleplay membutuhkan naskah presentasi. Menurut pengakuan kelompok, proses pembuatan naskah ini lah yang paling menantang dan ‘penuh drama’. 

Tanpa diduga, naskah yang telah mereka ciptakan harus melewati berbagai revisi. Bahkan setelah video presentasi dikirimkan kepada panitia, revisi masih saja muncul. Ketakutan dan kepanikan mulai muncul di benak kelompok, “Ada banyak materi yang berubah, tapi videonya sama sekali nggak bisa diubah. Gimana kami presentasinya?” ujar Yasmin. 

Untungnya, support tanpa henti dari FM pembimbing meredakan kepanikan kelompok. Yasmin menceritakan, “FM ngeyakinin kami bahwa kami lah aktornya. Kami yang punya panggung. Kami yang bisa menggerakkan penonton, bukan sebaliknya.” 

Dengan kepercayaan diri yang telah bangkit, Arutala kembali semangat melatih kemampuan presentasi mereka. “Targetnya, kami harus hafal naskah di luar kepala sampai kami nggak harus ngintip video presentasi kami lagi,” jelas Erica. 

Tips & Tricks Lain dari Arutala

Keakraban tim Arutala dengan peserta lain selama kompetisi berlangsung
  • Choose the right teammates
    Pilih anggota kelompok yang, bukan hanya pintar, namun saling melengkapi dari segi skill, sifat, dan waktu. Andita menuturkan, “Aku waktu itu butuh orang yang jago presentasi. Jadilah Erica diajak, karena dia pernah menang kompetisi L’Oreal di Paris.”
  • Start from problem
    Dalam membuat konsep apapun, jangan mulai dari asumsi. Perbanyak lakukan riset agar kamu menemukan permasalahan yang sedang hangat dibahas publik.  “Pokoknya, ketika kita udah ketemu masalahnya, it will lead you to the right path,” ujar Andita.
  • Ask around
    Tanyakan pengalaman peserta terdahulu dan pelajari kekurangan mereka. Menurut Erica, benchmarking pun perlu dilakukan, “Bukan mau mencontek, tapi kita perlu tahu apa yang sebetulnya dicari juri.”
  • Expect the unexpected
    Jangan puas dulu dengan apa yang telah kamu kerjakan. Pikirkan apa yang kemungkinan akan ditanyakan oleh juri, masukkan semuanya dalam bentuk list. Karena menurut Yasmin, metode ini membantu meningkatkan confidence sebelum berkompetisi.

AFECA Asia MICE Youth Challenge 2019 merupakan kompetisi penciptaan konsep acara MICE dengan pesertanya adalah mahasiswa Asia. Diselenggarakan oleh Asian Federation of Exhibition & Convention Associations (AFECA), pada tahun 2019 acara ini dilaksanakan pada 9-11 Oktober 2019 di Manila, Filipina, dan diikuti 14 kelompok peserta dari 8 negara Asia.

Witha Shofani

Add comment

Translate »