Cerita Prasmul
Menanam Mindset Eco-Friendly Demi Bumi dan Bisnis Sustainable

Menanam Mindset Eco-Friendly Demi Bumi dan Bisnis Sustainable

Banyak organisasi dan individual aktivis lingkungan mengingatkan masyarakat tentang dampak perubahan iklim pada Bumi dan kehidupan manusia. Di samping menunggu kebijakan pemerintah dan perusahaan yang sudah berkecimpung di industri, ada satu hal lagi yang bisa dilakukan oleh kaum pebisnis: mendidik generasi muda untuk menyelami sustainability mindset.

Dalam upaya untuk mempertahankan kehijauan Bumi, banyak bisnis di Indonesia menerapkan berbagai kebijakan baru yang sadar akan dampak mereka terhadap lingkungan dan sosial. Namun menurut data laporan dari RE100, Indonesia masih sedikit tertinggal dalam menjalankan komitmen hijau.

Usaha kolektif ini tentu saja tidak bisa dilakukan oleh satu perusahaan semata, atau bergantung pada kebijakan pemerintah saja, tetapi juga dimulai dari bisnis-bisnis kecil atau bahkan individual. Maka dari itu, untuk menanamkan mindset yang mengedepankan sustainability, Universitas Prasetiya Mulya dan civitasnya menanam bakau sekaligus kepedulian terhadap lingkungan di Kawasan Ekowisata Mangrove PIK, Jakarta, 25 November 2022 lalu.

Acara ini merupakan rangkaian Wisuda di penghujung tahun 2022, sekaligus peringatan akan semangat hari jadi ke-40 Prasmul dengan tema “Embarking on Fundamental Resetting”. Dengan menggandeng penyelenggara tur Bumi Journey juga CarbonEthics sebagai kolaborator, Prasmul menanamkan 1454 bibit bakau yang melambangkan 1404 wisudawan di hutan-hutan bakau Kepulauan Seribu dan TWA.

Simple Ways To Fight the Complicated Issues

Kelihatannya, isu lingkungan dan iklim adalah sesuatu yang sangat kompleks. Namun, di dalam Climate Session yang diadakan sebelum mangrove tour and lanting, ternyata ada banyak cara simpel yang dapat dilakukan sebagai kontribusi dalam skala individu hingga skala massal.

“Dunia ini rencananya net zero (produksi emisi karbon 0) di 2050. Sekarang, next question, when will Indonesia reach net zero? 2060,” papar Faiz Karim dari CarbonEthics. Target ini menjadi salah satu hal penting yang akan menentukan nasib Bumi kita. Oleh karena itu, dalam rangkaian acara ini, para pembicara dan pelaksana menjabarkan beberapa upaya untuk mewujudkan masa depan net zero tersebut.

Acara ini dihadiri oleh Rektor, Faculty Member, hingga para wisudawan berprestasi angkatan 2018

That’s why it’s important to watch over this. This is our rights. Please be involved in this decision. Most of the time, the government reflects what the people want. The more people demand, the more the government will listen to us.

CarbonEthics

Selain upaya reforestasi mangrove, ada banyak metode lain yang dapat menekan dampak negatif kegiatan manusia. Beberapa di antaranya adalah:

1) Mengonsumsi secukupnya

Profesor  Dr. Djisman S. Simandjuntak menyebutkan homeostatic consumption, atau konsumsi yang berfokus pada regulasi keseimbangan energi, sebagai upaya untuk mengurangi limbah berlebih.

Para wisudawan berprestasi yang ikut serta dalam acara penanaman mangrove ini

“Unless we change it, it’s what we’re presenting,” ujar Rektor Universitas Prasetiya Mulya dalam sesi sosialisasi-edukasi tersebut. “Contohnya saat liburan di Bali. Dengan sembahyang di pura, puas. Dengan melihat Besakih, puas. Makan secukupnya. Konsumsi seperti yang diperlukan hidup kita.”

Penekanan terhadap lifestyle yang berlawanan dengan hedonisme ini menjadi salah satu poin yang diangkat oleh Profesor Djisman sebagai harapan mindset ini dapat ditanamkan juga dalam pemikiran pebisnis di industri kelak.

2) Menggunakan pendekatan PRO (Planning, Reducing, Observing) saat berlibur

“Kita percaya convenient, terbiasa dengan sesuatu yang gampang dan cepat. But that is the source of the problems,” ucap Faiz, perwakilan CarbonEthics sekaligus pemateri. Ia menjabarkan proses PRO, atau perencanaan, pengurangan, dan pengamatan.

Planning bisa dilakukan melalui pembuatan itinerary kita saat perjalanan. Dengan melihat emisi transportasi dan akomodasi yang kita hasilkan misalnya. Kemudian tahapan reducing; dari makanan, listrik, dan transportasi yang kita gunakan saat perjalanan harus secara mindful. Kemudian observing, kita mengamati perkembangan dan aksi-aksi lain yang bisa kita lakukan.” 

3) Menjadikan upaya tersebut sebuah reward

Di samping penanaman lebih dari seribu bibit mangrove di Kepulauan Seribu dan kawasan Jakarta Utara, Universitas Prasetiya Mulya juga memberikan hadiah lain untuk mengapresiasi kerja keras wisudawan berprestasi Prasmul.

Para wisudawan berprestasi ini mendapatkan kesempatan untuk ikut menanam mangrove

“Selain mangrove, 25 orang wisudawan berprestasi juga diberikan satu baby coral untuk diadopsi di lokasi CarbonEthics di Bali,” jelas Sandy Harianto, Ketua Panitia Wisuda Prasmul 2022. Hal ini dilakukan untuk menaikkan awareness Prasmulyan pula dalam memperjuangkan lingkungan, mengingat populasi terumbu karang di Indonesia menurun drastis sebanyak 10% hingga 50% dalam 50 tahun terakhir.

Add comment

Translate »