Cerita Prasmul
Irene Giarto: Bangun Jalan Setapak Dunia Menuju Lahan Bisnis Indonesia 

Irene Giarto: Bangun Jalan Setapak Dunia Menuju Lahan Bisnis Indonesia 

Kamu memilih bekerja di perusahaan dan mengembangkan skills dalam suatu bidang atau membangun bisnis sendiri dari nol dan mencari orang-orang yang tepat untuk membantu? Irene Giarto pernah menggiati keduanya – ini yang Irene katakan tentang menjadi seorang profesional dan entrepreneur!

Irene Giarto, Alumnus S1 Business 2012

Seperti semua hal, apapun itu memiliki awal. Kisah karier Irene dimulai sejak ia menjadi mahasiswi. Berasal dari Pontianak, Irene melihat sebuah kesempatan merantau dan menimba ilmu di Universitas Prasetiya Mulya. Dan sama halnya dengan sebagian mahasiswa, Irene mencoba mulai perlahan mandiri secara finansial. 

“I tried my best untuk nggak membebani orang tua secara finansial. Jadi, sewaktu lewat tahun kedua menuju ketiga kuliah, aku putar otak cari cara mendapatkan uang saku, buat beli buku, atau segala macam yang lain,” cerita sang alumni angkatan 2012 tersebut. “Aku mengeksplor banyak kegiatan di Prasmul, salah satunya menjadi tutor.”

Irene mengaku merasa bisa menyalurkan passion-nya sebagai tutor atau pengajar. Sebab, sejak SMP dan SMA ia pun sudah aktif mengikuti kegiatan volunteer. Kemudian di semester 5, seorang teman mengajaknya untuk mencoba ikut sebuah program magang yang diadakan oleh salah satu perusahan besar di Indonesia, yaitu HM Sampoerna. Tak disangka, inilah pilihan hidup Irene yang membuka banyak jalur untuk wanita asal Kalimantan ini dalam berkarier.

Aku ditawari dua kali, group internship, baru individual internship. Nanti di setiap akhir periode selesai bakal ada studi kasus yang harus kita bedah dan presentasikan.

Dalam hidup, dimana pun kamu berada, tidak ada yang dimulai tanpa inisiatif dan usaha. Selama di Sampoerna, Irene mengikuti rangkaian seleksi Inkompass dan bahkan sempat mengikuti pelatihan di Hong Kong, juga mengunjungi Inkompass dari negara lain untuk berdiskusi. Hingga pada akhirnya, Irene berhasil bertahan bersama dua Prasmulyan lain di Divisi Sales & Marketing HM Sampoerna saat itu.

Sampoerna was the right place to jumpstart my career. Karena ini perusahaan besar, I have so many things to learn. Bagus dan banyak sekali pengalaman untuk aku yang masih nggak tahu apa-apa. Mereka punya learning yang sangat terstruktur.

Pembelajaran di Sampoerna pun selesai. Dunia mulai bergerak lebih cepat dengan teknologi digital. Pada saat ini, Irene memutuskan untuk melakukan lompatan ke bidang lain. Ibarat serupa tapi tak sama, dari marketing konvensional dan offline, ia menyeberang ke dunia digital marketing di Tokopedia.

“Kalau di company sebelumnya, marketing kan lebih banyak di offline ya berhubung rokok tidak boleh dijual online. Pengetahuanku tentang yang online dulu limited di sini. Tapi aku merasa ke depan, teknologi semakin maju. Itulah yang membuat aku memutuskan untuk pindah ke startup.” 

Semasa di Tokopedia, Irene kembali berinisiatif–ia menjadi pencetus Ads Solution, tim yang bergerak dalam periklanan e-commerce, baik untuk perusahaan ataupun untuk vendor sendiri. Hasil rumusan ini dicetuskan setelah berdiskusi dengan salah satu atasannya.

Inisiatif ini tentu saja menjadi nilai tambahan Irene di mata rekan-rekan kerja. Namun, setelah satu setengah tahun berjibaku di Tokopedia, Irene memutuskan untuk berpindah jalur karier: menjadi seorang entrepreneur dan membangun startup-nya sendiri.

I took the initiative to build team ads solutions–we built it from scratch. I have the experience and exposure from working, but I figure that maybe it’s time for me to start my own business.” Pilihan tersebut tentunya bukan pilihan yang mudah untuk diputuskan. Ada beberapa hal yang perlu dikesampingkan dan bahkan dikorbankan, termasuk prospek karier Irene sendiri di Tokopedia atau dunia profesional secara umum.

Lantas, apa yang membuat Irene begitu mantap untuk meninggalkan jalur profesional dan membangun entrepreneur empire-nya?

The Underdogs: Undiscovered Experts 

Jawaban dari keputusan itu, sebetulnya adalah bagian dari jasa Askpert.id, yang didirikan Irene bersama partner.

“Ada dua alasan nih kenapa Askpert berdiri: The first one is because I saw the potential of this business thriving in Indonesia. Seperti yang orang-orang ketahui, regulasi pemerintah membuka pintu agar Indonesia bisa dapat investor dari luar. Nah, aku merasa ini momentum yang tepat untuk support kebijakan ini dan membantu investor luar dan pebisnis Indonesia.”

Bagi yang belum paham konsep bisnis Askpert, mari kita kenalan lebih dekat. Bayangkan kamu adalah seorang investor dari luar negeri dan kamu ternyata tidak memiliki banyak insight lokal mengenai satu aspek bisnis kamu. Kira-kira, kepada siapa kamu akan berpaling?

Cita-cita Irene adalah membuat Askpert menjadi suatu sumber informasi dan biro konsultasi yang kredibel untuk mereka yang tidak familier dengan ekosistem budaya, sosial, ekonomi Indonesia, melalui penyediaan jasa dan second opinion dari orang-orang Indonesia yang sudah tergolong expert di bidangnya.

Foto online meet saat merayakan hari berdiri-nya Askpert.id

“Dan satu lagi, Indonesia semakin gencar di kancah global. Ibaratnya sayang kalau ga ada welcoming hands untuk investors masuk ke sini. Di sini kita bantu mereka untuk memahami segala macam industri.”

Alasan yang kedua, tentu saja adalah menyorot para expert yang akan digandeng Askpert.id. 

“Banyak teman-teman aku berpengalaman sekali dan kaya akan insights bahkan sampai puluhan tahun. Mereka pikir itu cuma berguna di kerjaan sehari-hari. Padahal sebenarnya mereka bisa monetisasi lagi melalui investor-investor ini.” Irene teringat dengan rekan-rekan kerjanya yang pernah berjualan menawarkan produk rokok di jalan dan juga di warung. Bersama, mereka dulu menyusuri kawasan-kawasan tertentu dan melihat perilaku konsumen juga distributor. “Ada lho, orang-orang yang menghargai experience dan insights mereka, dan mereka mau membayar untuk belajar itu semua. Sayang banget professionals yang sudah bertahun-tahun itu, sudah pinter banget di kerjaan mereka, tapi cuma sampai situ saja.”

Dan Irene pun mencari “demand” untuk mempergunakan “supply” talenta yang ada.

Making the Turn

Apakah perubahan jalur karier ini membuat Irene gugup? Tentu saja.

“Aku ini orangnya harus dipikir seribu kali dulu, harus pasti, baru akan maju,” ungkap wanita kelahiran bulan Juli tersebut. Momen ia memutuskan untuk berhenti bekerja, ia membuat ceklis untuk diri, karier di Tokopedia, serta persiapan Askpert. Uji coba operasional Askpert pun sudah berjalan. Hingga setengah tahun, akhirnya Irene mantap dan memutuskan untuk membanting setir. 

I see that there is traction and then the demand is very clear and I got very good feedback during those 6 months period from those clients (investors).

Jalur professional dan entrepreneur keduanya jelas tidak mudah. Akan tetapi, Irene meninggalkan pesan untuk Prasmulyan yang masih bimbang untuk pilih jalur yang mana:

While you’re young, it’s ok to make mistakes. That’s why, explore so many things in college. And during that process I can eliminate things I’m not interested in. Karena ketika kamu semakin dewasa, kamu tuh bakal punya banyak tanggungan yang akan membatasi kamu dari berbagai pilihan. That’s why, the earlier the better.”

Add comment

Translate »