Cerita Prasmul
The Brink, Menjembatani Pecandu Alkohol Menjadi Lebih Produktif (Liputan Sociopreneurship dari UK Part 3)

The Brink, Menjembatani Pecandu Alkohol Menjadi Lebih Produktif (Liputan Sociopreneurship dari UK Part 3)

Liputan UK Social Enterprise & Higher Education Visit November 2016

Oleh M. Setiawan Kusmulyono

Dosen S1 School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya

 

Pasca briefing dan penjelasan mengenai Liverpool Social Enterprise Network, kami kemudian bersiap menuju The Brink, salah satu social enterprise yang berada di Liverpool yang memiliki kepedulian terhadap pecandu alkohol. Dengan berjalan kaki singkat menembus terpaan udara dingin sekitar 5 — 10 derajat celcius, kami akhirnya tiba di The Brink yang berjarak kurang lebih 15 menit dari hotel. The Brink terletak di 15 — 21 Parr Street, Liverpool. Pada kesempatan kunjungan kali ini, ternyata kami delegasi dari Indonesia mendapatkan jejaring baru dari beberapa rekan di negara di Eropa yang turut menjadi delegasi, antara lain Mantas dari Lithuania, Tereja dari Estonia, Madaja dari Latvia, dan Anya dari Polandia. Mereka adalah para penggerak kewirausahaan sosial di masing-masing negara yang diwakili.

 

Acara di The Brink dimulai dengan santap siang. Menu yang disajikan cukup menarik. Namun, perhatian diutamakan pada menu yang sama sekali tidak menyajikan minuman beralkohol atau mengandung alkohol. Hal ini dikarenakan The Brink didirikan dengan maksud untuk membantu para pecandu alkohol untuk mendapatkan tempat yang nyaman untuk dapat berbagi maupun berkeluh kesah. Tidak hanya itu, The Brink ternyata juga mempekerjakan para pecandu alkohol ini yangs edang berusaha untuk keluar dari kecanduannya. Remunerasi yang diterima pun cukup kompetitif dan berada di atas upah regional yang ditetapkan pemerintah.

 

Setelah santap siang, kami disambut oleh Carl, sang manajer The Brink. Carl menjelaskan bahwa The Brink didirikan sejak 2011 untuk misi mulia membantu para pecandu alkohol untuk dapat kembali normal. Berkat kegigihannya, The Brink juga memperoleh A-Pass yang menunjukkan bahwa The Brink juga memiliki peran untuk konseling, dukungan kelompok dan akses terhadap pelayanan bagi para pecandu alkohol yang membutuhkannya.

Keliek 3 1

Sebagai Social Enterprise, The Brink juga mengalokasikan keuntungannya untuk pengembangan program bebas kecanduan alkohol. Selain itu, untuk mengemas lokasinya, The Brink secara rutin menyelenggarakan kegiatan workshop yang dapat diakses oleh siapapun di dalam The Brink. Kegiatan yang dilakukan antara lain Guitar Lesson Beginner, Welfare Advice, Family Law Advice, Recovery Aspiration Project, Meditative Doodling, dan juga nonton bareng di layar besar The Brink jika ada pertandingan tim dari Merseyside, yaitu Liverpool dan Everton.

 

Menurut Carl, The Brink masih terus berusaha keras mencapai kestabilan dan keberlanjutan, terutama dalam sisi ekonomis. Namun, Carl juga menyatakan bahwa untuk mengejar keberlanjutan dari sisi finansial, misi utama untuk memberikan manfaat pada target sosialnya tidak akan pernah dikorbankan. The Brink akan selalu berusaha untuk mencegah para pecandu alkohol untuk jatuh ke dalam jurang yang salah. Bagi saya, interpretasi nama The Brink mungkin berarti, jika kamu (pecandu alkohol) ingin jatuh ke jurang, jatuhlah (datanglah) ke The Brink (jurang), dan kemudian bangkit bersama.

keliek 3 2

Add comment

Translate »