Cerita Prasmul
Tahun Baru, Peluang Bisnis Baru!

Tahun Baru, Peluang Bisnis Baru!

Prediksi Bisnis 2017 oleh Bpk. Yohanes B. Kadarusman, Ph.D (Faculty Member Prasmul)

2017 akan tiba dalam hitungan hari, rasanya baru kemarin kita pesta kembang api dan membuat resolusi tahun 2016. Beruntunglah bagi teman — teman yang sudah melewati 2016 dengan suka cita dan penuh pencapaian. Eits! Bagi kalian yang masih dalam proses mencapai mimpi, tetap semangat!. Tertunda bukan berarti gagal, karena di 2017 mendatang akan banyak peluang baik yang tak kalah menggiurkan, khususnya dari sektor bisnis.

Kali ini ceritaprasmul berkesempatan berbincang langsung dengan Bpk. Yohanes B. Kadarusman salah satu faculty member alias dosen Universitas Prasetiya Mulya. Sebagai tenaga pengajar mata kuliah Business Economics, beliau berbagi prediksi terkait bisnis di tahun mendatang.

Menurut beliau, jika dilihat secara makro economics, Bank Indonesia telah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di 2017 berkisar antara 5 % sampai 5,4%. Jika dilihat dari komponen, pola pengeluaran masyarakat masih cenderung sama, dimana sumbangan terbesar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh sektor konsumsi rumah tangga, disusul dengan sektor transportasi dan komunikasi serta sektor perumahan dan perlengkapan.

Peluang dan Tantangan Bagi UKM

Tingginya pengeluaran pelaku ekonomi dalam sektor konsumsi rumah tangga memungkinan terbukanya peluang yang lebar bagi pelaku usaha, terutama sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) kuliner. Beliau menuturkan “Dari sektor konsumsi rumah tangga, sub sektor penyumbang paling besar adalah makanan dan minuman jadi, ini peluang besar bagi UKM karena UKM itu penyumbang utama dari sektor ini.”. Pemikiran Bpk. Rusman sejalan dengan kondisi dan keadaan masyarakat perkotaan yang mulai didominasi dengan gaya hidup urban masa kini dengan tipikal mobilitas tinggi serta gaya hidup yang serba instan, Ia menambahkan “ Apalagi bagi mereka yang tinggal di apartemen atau rumah dengan dapur yang cenderung kecil. Kemungkinan untuk beli makanan jadi makin besar”.

Kuliner Khas Indonesia

Nah! bagi teman — teman yang punya usaha atau berniat untuk buka usaha kuliner, siap — siap memiliki strategi bisnis yang oke, karena menurut dosen S1 Prasmul ini, kebanyakan bisnis kuliner di Indonesia belum memiliki harga yang terjangkau, seperti bisnis kuliner di Thailand dan Vietnam yang kita tahu street foodnya sangat maju. Ia memberikan masukan, “Kalau dilihat dari piramida penduduk, Indonesia didominasi dengan penduduk menengah kebawah, jika dikaitkan dengan usaha kuliner maka lebih cocok pakai share strategy. Jadi istilahnya, profit margin 1 menu ga perlu tinggi — tinggi, yang penting banyak yang beli. Dengan begitu, total pendapatannya juga akan besar”.

Semua Serba Online

                                                       Ilustrasi peer to peer landing

Selain bisnis kuliner, sudah sepatutnya kita membuka mata dan mengambil peluang dari kemajuan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Era e-commerce atau transaksi pemasaran online kini menjadi habit masyarakat. Menurut dosen yang biasa disapa Pak Rusman, dari segi perbankan, mulai hadir peer to peer lending. Disadur dari website onbusinessfinancing, Peer-to-peer lending adalah praktek meminjamkan uang kepada individu tanpa melalui perantara bank atau lembaga keuangan tradisional lainnya melainkan melalui platform online. Menurut beliau “Kedepan juga menurut saya ini cukup krusial, karena praktek peer to peer lending ini otomatis mengurangi cost, maka suku bunganya bisa bersaing dengan bank tradisional.”. Bisa dikatakan bahwa jika peraturan mengenai peer to peer lending sudah sempurna, maka bisnis ini akan menambah opsi bagi masyarakat dalam segi pendanaan dengan bunga yang lebih kecil.

Gimana? Sudah mulai tercerahkan kan teman — teman? Tetap semangat dalam mengejar cita — citamu dan raih suksesmu di tahun yang baru!

sumber foto: google

 

 

 

Add comment

Translate »