Cerita Prasmul
Memperluas Literasi Bisnis dalam Berwirausaha di Indonesia

Memperluas Literasi Bisnis dalam Berwirausaha di Indonesia

Sebagai negara dengan kekayaan alam dan sumber daya yang luas, masyarakat Indonesia memiliki peluang besar untuk bertumbuh dengan pesat. Hal ini terwujud dengan menjamurnya usaha-usaha kecil yang dikelola oleh komunitas dan masyarakat lokal dengan memanfaatkan alam, tenaga kerja, dan berbagai hal di sekitar mereka. 

Akan tetapi, berdasarkan data RPJMN 2020-2024, sebanyak 82,2 persen pelaku UMKM, dinyatakan belum memenuhi standar kualitas yang baik. Pada akhirnya, produk dengan kualitas yang dinilai kurang dibanding kompetitor impor ini, akan kesulitan bersaing, terlebih lagi menemukan inovasi untuk meningkatkan produk mereka.

Literasi bisnis merupakan hal penting, namun masih sulit didapatkan oleh pemilik usaha mikro yang beroperasi di wilayah jauh dari perkotaan. Ada berbagai edukasi yang dipelajari oleh para pelaku bisnis untuk mengangkat value dari produk mereka saat ini. Melalui Lokakarya Literasi Bisnis yang berlangsung selama 3 hari ini, berbagai narasumber pengajar Universitas Prasetiya Mulya hadir berbagi pengetahuan tentang bagaimana mengelola bisnis. 

Kembali Memikirkan Strategi dengan Memperdalam SWOT

Pada hari pertama, Pak Eko Suhartanto, Ph.D, mempresentasikan materi tentang strategi ketika memulai bisnis. Ia menjabarkan bagaimana pentingnya pelaku usaha memiliki visi, misi, serta nilai yang ingin diterapkan dalam perjalanan bisnis mereka. 

Faculty Member ini menjelaskan bagaimana konsep SWOT dapat menentukan identitas usaha dan menjadi dasar pembuatan strategi.

“Penting untuk mengetahui kondisi internal perusahaan, yang berupa kekuatan dan kelemahan, serta kondisi eksternal berupa kesempatan dan ancaman.”

Penjelasan analisis SWOT

Pentingnya Manajemen Pemasaran, Karyawan, Serta Akuntansi Perusahaan.

Setelah selesai merancang strategi, pekerjaan baru saja dimulai. Agar upaya penjualan hasil usaha lancar, perlu dipikirkan pemasaran yang baik. Pak Teuku Fajar, menjelaskan hal ini lewat bagan Value Proposition Canvas. Melalui bagan ini, pelaku usaha dapat mencocokan nilai produksi barang mereka, dengan kebutuhan dan kepuasan yang nantinya akan didapatkan oleh customer.

Pak Iwan Kahfi melanjutkan dengan membahas tentang pentingnya orientasi, pengembangan, serta evaluasi untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

“Ketika akan merekrut tenaga kerja, saya cenderung akan memilih tenaga kerja yang memiliki loyalitas dan attitude baik. Untuk urusan skill dan kemampuan, bisa kita kembangkan lewat masa orientasi dan berbagai pelatihan,” jelas Pak Iwan.

Walaupun begitu, ia tetap menyarankan proses perekrutan dilakukan sedetail mungkin.

“Jangan terpaku pada CV karyawan. Coba uji dia melalui pertanyaan kasus, serta periksa akun media sosialnya.”

Di sisi lain, ternyata pelaku-pelaku usaha kecil masih belum rajin melakukan pembukuan terhadap proses usaha mereka. Ini akan menghambat perkembangan usaha, apalagi ketika skalanya membesar, dan pemilik hendak mengajukan pinjaman pada bank. Pak Sandy Gunawan, menjelaskan bagaimana melakukan pembukuan dalam bisnis usaha.

“Yang penting harus buat dulu sekarang, buku kas, buku piutang, buku persediaan, buku hutang kalau diperlukan dan daftar harta yang berhubungan dengan usaha. Jangan lupa juga untuk memisahkan keuangan usaha, dengan kas rumah tangga.”

Workshop disambut baik oleh partisipan

Acara ini mendapat antusias tinggi dari kalangan wirausahawan. Puluhan peserta mengikuti pembelajaran, serta aktif mengajukan pertanyaan yang bekaitan dengan usaha yang sedang mereka jalani. Harapannya, program ini dapat membantu meningkatkan literasi bisnis dari pemilik usaha kecil dan menengah, khususnya yang berada di lokasi-lokasi marjinal nusantara.


Lokakarya Literasi Bisnis merupakan program pelatihan webinar yang diselenggarakan sebagai bentuk kerjasama antara Business Venture and Development Institute (BVDI) Prasetiya Mulya dengan Kementerian Koperasi dan UKM, serta proyek Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED) antara Indonesia dan Jerman. Dihadiri oleh pakar pengajar dan praktisi bisnis dari Prasetiya Mulya, webinar ini bertujuan untuk mengedukasi pelaku bisnis UKM di wilayah marginal, untuk mengembangkan bisnis mereka.

Add comment

Translate »