Cerita Prasmul
dr. Irma Rismayanty: Jangan Ragu Mencoba Scope of Work yang Baru! – Alumni Success Story

dr. Irma Rismayanty: Jangan Ragu Mencoba Scope of Work yang Baru! – Alumni Success Story

Pertama menyapa wanita asal Jakarta berikut, kesan yang terbesit adalah jiwa muda dan keramahan yang luar biasa. Dari mengampu jabatan Dokter Jaga, Manajer, hingga kini Direktur di salah satu Rumah Sakit ternama di Bintaro, satu hal yang mendasari kesuksesan Alumnus MM Business Management ini adalah keberanian untuk keluar dari zona ‘aman’ profesinya. Simak perjalanan berkarier Irma yang satu ini!

Dari Dokter Hingga Direktur

Usai lulus dari Fakultas Kedokteran UI pada 2010 dan menjalani profesi dokter, wanita bernama lengkap Irma Rismayanty ini dipercayakan menjadi kepala instalasi rawat inap di Hermina Hospital. Memiliki track record yang baik, kagetnya Irma mendapati bahwa dirinya yang masih minim pengalaman dipercaya untuk menjadi menempati posisi baru, Manajer. “Mulai tuh bingung karena belum tahu manajemen tapi mau mencoba, jadi perlu belajar lagi nih!” ungkap Irma. 

Jika umumnya dokter mengambil spesialis atau mengampu program Manajemen Rumah Sakit (MARS), jalan lain ditempuh Irma. Ibu satu putra ini memilih mengampu gelar Magister Manajemen, berkat ketertarikan untuk mengetahui strategi bisnis secara end-to-end, sembari mencari relasi baru di luar lingkup pertemanan kedokterannya

“Di Prasetiya Mulya barulah aku mulai terbuka dengan strategi bisnis keseluruhan, ‘oh owner inginnya begini’, ‘pemimpin itu perlu seperti ini’ jadi dari nol sampai aku merasa bisa. Tugas berkelompok juga membantu banget buat aku yang baru tahu basic.”

Dari situlah, Irma memulai chapter barunya di Rumah Sakit Brawijaya sebagai sosok dokter yang aktif memberikan ide-ide manajemen dan marketing. Banyak terlibat di program unggulan Rumah Sakit, wanita berjiwa muda ini dipromosikan untuk membangun sistem sebuah Rumah Sakit yang baru dibentuk saat itu, RSIA Bina Medika Bintaro. “Akhirnya aku mulai bangun dari perizinan Rumah Sakit, rekrut dokter, dan membangun sistem Rumah Sakit sampai akhirnya running di 2020,” ujar Irma.

Pertama dan Utama: Value Tim

Ibarat kanvas putih yang menjadi tempat berseni, di jabatan Hospital Director RSIA Bina Medika inilah Irma menerapkan segala ilmu manajemen yang diperoleh. Berbekal ilmu kedokteran yang sudah dikuasai, Irma mulai mengolaborasikan fungsi struktural di Rumah Sakit dengan jabatan fungsional dokter. “Dari awal dokter kita educate juga dengan personal branding untuk punya Instagram sebagai sarana edukasi, dan kita beritahu budaya komunikatif yang ingin dibangun karena dokter ibaratnya frontman,” ujarnya.

Menemukan tim yang sesuai ekspektasi tentu bukan datang begitu saja. Wanita yang menyukai pilates ini memiliki tips dalam merekrut, yakni mengutamakan visi dan misi pribadi, bukan saja kualifikasi. “Prasetiya Mulya mengajarkan bagaimana me-lead tim jadi dari awal aku tanyakan visi mereka di organisasi ini apa? Dan aku challenge dengan isu organisasi untuk tahu solusi nyata yang ditawarkan, seperti bagaimana dia memimpin yang usianya lebih muda atau lebih tua,” ujar Irma. Baru setelahnya, Irma melakukan re-check seputar track record pendidikan. 

Rupanya, hal ini berhasil membentuk tim solid yang diidamkan Irma. Terbukti, kini Rumah Sakit yang memiliki followers sebanyak 40.1 ribu di kanal Instagram tersebut selalu mencapai target di atas 100%.

Consider, Take Decision, and Commit No Matter What!

Menomorduakan jabatan fungsional yang sudah dipelajari selama 6 tahun lamanya, demi  mendalami bidang struktural yang baru bukanlah keputusan mudah. Meski sempat dilema, apakah mengampu sekolah bisnis atau dokter spesialis, Irma membagikan 3 tips berani menentukan pilihan karier, serta menghidupi scope of work yang baru. 

Selalu Punya Plan B

Ketika memiliki cita-cita Irma selalu memiliki plan A dan B. Dalam artian, memiliki ambisi sangatlah penting. Namun ketika dihadapkan pada pilihan, ambil waktu untuk mempertimbangkan dan tetap agile dalam setiap kondisi.

Tetapkan Timeline Kehidupan

Irma berbagi, “Aku pribadi menentukan kalau di bawah usia 30 tahun, aku akan mencoba apapun, setelah itu aku menentukan bidang mana yang benar-benar mau aku fokuskan, bahkan belajar dari nol lagi kalau perlu.”

Tentu saja, setiap orang memiliki timeline kehidupannya masing-masing. Ciptakan satu milik Anda, kapan Anda akan mengeksplor banyak hal, sebelum akhirnya commit kepada satu bidang karier.

Tuliskan Setiap Catatan Impian

Bagi Irma, memiliki goals dalam 5-10 tahun ke depan bukan saja mengingatkan apa yang tengah dilakukan saat ini, namun juga sumber motivasi untuk terus berbenah diri. Selalu ada  tujuan akhir yang baik dari setiap profesi. Sadari hal itu, tuliskan impian Anda, dan terus berbenah sambil belajar.

Gabriela Junisa Lasse

Add comment

Translate »