Cerita Prasmul
Bocoran Rumus Sumarlan Wibawa untuk Human Resource Management – Alumni Success Story

Bocoran Rumus Sumarlan Wibawa untuk Human Resource Management – Alumni Success Story

Memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Geologi ternyata bukan pelabuhan terakhir yang dipilih oleh Chief Human Resource Officer Taman Safari Indonesia, Sumarlan Wibawa. Ia mengaku mulai tertarik dengan people management, ketika sedang bekerja di suatu perusahaan asing di Australia sebagai engineer. Sejak itu, Sumarlan mempelajari dan mendalami bidang tersebut dan menemukan tujuh rumus dasar tentang pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Kira-kira apa rahasianya?

People First, Then The System

Sumarlan Wibawa saat berkunjung ke Taman Safari Bogor

Sumarlan Wibawa menjelaskan langkah demi langkah yang harus dilalui dan dibangun untuk menjadi HR yang andal. Uniknya, bukan sistem yang menjadi prioritas utama, melainkan pembentukan dan pengembangan karakter masing-masing individu lah yang menjadi titik berat. “Seorang HR harus mulai dari budaya perusahaan atau culture yang kuat dan setelah itu membangun kemampuan leadership kepada semua karyawan,” begitu ungkapnya. Pria yang gemar kulineran ini juga memberi penjelasan nyata mengapa kemampuan kepemimpinan penting untuk seluruh karyawan tanpa terkecuali dengan mengambil contoh Apple. Perusahaan karya Steve Jobs ini tetap mampu berdiri teguh meskipun bergonta-ganti pemimpin.

Tahap selanjutnya adalah membangun hubungan yang baik antar karyawan sehingga mereka merasa nyaman bekerja di perusahaan Anda. “Salah satu indikator sudah mewujudkan communication and engagement adalah tidak adanya serikat pekerja,” Sumarlan menjelaskan. Dengan begitu, performa setiap karyawan akan meningkat dan bisa dipantau menggunakan performance management seperti KPI (Key Performance Index), dengan indikator yang terukur dan 360-degree untuk menilai values atau perilaku karyawan dalam bekerja. “Setelah tahu performanya, baru bisa menentukan calon pengganti dan ditulis secara sadar sehingga cycle-nya berjalan terus,” katanya. Bagian ini biasa disebut talent and successor management.

Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah compensation and benefit (C&B), yaitu melihat bagaimana posisi perusahaan Anda dari segi gaji, tunjangan, dan fasilitas yang disediakan bersaing dengan perusahaan lainnya. Hingga akhirnya, SOP (Standard Operating Procedure dapat terbentuk. “Memang langkahnya people first, baru sistem prosedur karena dengan kualitas orang yang mumpuni dapat membantu Anda membangun sistem yang baik,” tutur Sumarlan. 

Belajar dari Mentor Mancanegara

“Kalo mau sukses atau mau kaya, bergaulah dengan orang sukses dan orang kaya. Cari mentors in your life and your career.”

Begitulah ucap mentornya saat Sumarlan mendatangi acara wisuda MM Prasetiya Mulya. Petuah itu menjadi langkah awal dari Board of Director dari Sriwijaya Air ini mulai mencari mentor dari mancanegara. “Sejak itu, saya mencari mentor dari berbagai negara, mulai dari Belanda, Jerman, Kanada, Amerika, hingga Inggris. Saat ini, total saya punya 9 orang mentor.”

Sumarlan pun akhirnya menyadari ada benang merah yang dipelajari dari seluruh mentornya, yaitu negara bahagia lebih penting dibanding negara kaya. Pesan ini yang semakin membakar ambisinya untuk menggeluti bidang human resource dengan visi yang lebih luas dibanding passion untuk mengelola SDM, yaitu mendukung generasi muda Indonesia untuk bersaing di pasar global. “Saya yakin kualitas generasi muda Indonesia tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain, dan kalau rajin serta tekun dalam mengembangkan dirinya dan memilih mentor-mentor yang tepat pasti bisa memenangkan persaingan di tingkat global.” 

Sumarlan Wibawa saat menjadi Guest Lecture

Tidak hanya terbatas pada perusahaan tempatnya mengabdi, pria yang memiliki beragam bisnis kuliner ini juga sering menyebarkan semangatnya lewat guest lecture di beberapa universitas ternama seperti Bina Nusantara (Binus), Universitas Pelita Harapan (UPH), dan PPM. Harapannya, generasi penerus bangsa ini juga punya spirit yang sama dengannya.

“Ada dua hal yang perlu diingat untuk bersaing secara global. Pertama, benchmark-nya tidak boleh terbatas di Indonesia. Kedua, cari mentor yang tepat supaya bisa unlock potensi diri kita”.

Sumarlan Wibawa

Add comment

Translate »