Cerita Prasmul
10 Fakta Tentang OWL Club, HIMA & Society Branding Enthusiast

10 Fakta Tentang OWL Club, HIMA & Society Branding Enthusiast

Untuk memperingati 10 tahun berdirinya OWL Club, yuk, simak 10 fakta menarik soal society sekaligus HIMA S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya bersama dengan ketua mereka periode ini!

1. 2012 vs 2019

Dari 2012 hingga ke 2022, OWL Club ternyata punya cerita jatuh bangunnya sendiri. Mulanya berdiri saat S1 Branding masih di bawah tajuk S1 Marketing, OWL Club didirikan oleh para mahasiswa yang berjiwa eksploratif dan eksperimental di bidang branding and marketing dan terbuka untuk mahasiswa semua jurusan. 

“Karena keterbatasan akses di masa itu, yang banyak mereka lakukan adalah diskusi bareng, mengunjungi brand agency dan perusahaan untuk cari tau rahasia sukses dari banyak brand. 2019, baru officially berkembang jadi HIMA S1 Branding biar semakin terfokus,” Gabriela Junisa Lasse, Ketua OWL Club 2022, menceritakan sejarah himpunan tersebut.

2. The Golden Three Rule: 3 Divisi OWL Club

Sebagai himpunan mahasiswa, tentu saja OWL Club punya struktur untuk membagi tugas para anggotanya. Sejauh ini, ada tiga divisi OWL Club yang punya tugas masing-masing, seperti:

  • Divisi Eksternal: OWL as an Impactful Youth Community, yang bertugas memprospek brand-brand lokal untuk mengembangkan usaha mereka, sekaligus meningkatkan skill pemasaran pemiliknya.
  • Divisi Internal: OWL as a Student Association of S1 Branding, yang mengemban tanggung jawab untuk selalu mendengarkan aspirasi Prasmulyan S1 Branding dan menyediakan apa yang mereka butuhkan, seperti ruang untuk sharing seputar perkuliahan, lomba, hingga konsultasi dengan sesama teman seperjuangan.
  • Divisi Marketing: The Marketing Enabler, yang mengeraskan ‘suara’ dan ‘effort’ divisi-divisi OWL Club di atas, dengan terus memperdalam ilmu digital marketing, serta menerapkannya untuk memasarkan kegiatan OWL Club.

“Walau punya visi yang beda-beda, tiap divisi tetap jalan dengan brand mantra yang satu, yaitu “Empower One Another through the Greatness of Branding and Marketing.”

Gabriella Junisa Lasse

3. Out of the Box, Witty, and Life Lessons

Gabriela, ketua OWL Club 2022

OWL ternyata punya kepanjangan, yaitu Opportunity, Wisdom, and Learning.

Seperti value yang dijunjung OWL sejak 2012, kita percaya kalau Opportunity dan Wisdom itu datang dari Learning,” ungkap Gaby. Dengan arti nama tersebut, OWL Club berkolaborasi dengan berbagai komunitas lainnya, brand, hingga agencies untuk bersama memetik kebijakan dan belajar hal-hal baru.

4. Burhan si Bijak 

Rasanya belum lengkap kalau sebuah organisasi tidak punya simbol atau maskot – OWL Club sendiri juga punya, lho! Yuk kenalan dengan Burhan, alias si Burung Hantu yang sempat hilang.

“Dunia branding dan marketing itu perlu kreatifitas, jadi kita coba untuk mengasah itu dari kegiatan-kegiatan kita walaupun kecil. Contohnya gimmick ‘Burhan Hilang’, di mana kita hapus setiap gambar atau konten yang ada logo OWL, lalu kita sebar headline ‘Burhan Hilang’ di mailing list ke semua anak Prasmul,” cerita Gaby. “Tujuan awalnya untuk grab attention anak Branding soal open recruitment kecil kita, tapi ternyata berhasil di-notice sampai satu Prasmul.

Dengan cara-cara menarik itulah, OWL Club menerapkan pembelajaran branding untuk meningkatkan brand awareness hingga mempertahankan loyal members.

5. Berbagi Pengetahuan di Media Sosial 

Di era digital, media sosial adalah wajah bagi setiap organisasi. Sebabnya, OWL Club tak pernah absen untuk aktif di berbagai platform media.

Contohnya saja di Instagram mereka @owl.journey, OWL Club membagi berbagai ilmu dan bedah kasus branding dengan topik yang menarik. Strategi membuat slogan, packaging, pricing, hingga apapun yang berkaitan dengan merek berhasil disulap menjadi konten yang mudah dicerna, seperti dalam video series mereka, NONGKI (Nongkrong Online Kekinian).

Kini, mereka juga aktif menjalankan aktivasi di LinkedIn OWL Club, YouTube S1 Branding, Spotify OWL Club, hingga website BREXPLOR sebagai latihan untuk menjadi seorang brand activator yang tech-savvy

6. Buka Kelas di Luar Kuliah

Selain media sosial, OWL Club juga memberdayakan koneksi mereka untuk mewujudkan visi bagi masyarakat luas maupun Prasmulyan S1 Branding. 

Bagi khalayak umum yang ingin memperdalam ilmu branding, OWL Club memiliki Branding 101 alias webinar series yang sudah 12 chapter menghadirkan praktisi branding dan marketing. Ada pula BREXPLOR, alias Branding Competition & Conference pertama yang menyediakan kompetisi bagi siswa SMA dan mahasiswa, serta mentoring.

“Untuk Prasmulyan, kita sediain komunitas OWL Consultant Community dengan private classes with the experts. Waktu kelas brand consulting framework kita kolaborasi sama Vasco Creative Agency, lalu soal marketing campaign, kita undang External Communications Manager Danone untuk sharing,” ujar sang mahasiswi Branding.

7. Konsultasi Brand? Ke OWL Consulting Club Aja!

Selain kelas bersama experts, OWL Consultant Community juga menyediakan wadah untuk memperoleh pengalaman menjadi brand consultant secara langsung. 

“Lewat  hands-on project dengan 3 klien, mereka nerapin framework untuk ngembangin brand dari 0 – brand image, identity, personality, market research, campaign, dan content marketing. Hasilnya mereka presentasikan ke klien, baik itu real brands yang jadi kolaborator kita, atau usaha anak S1 Bisnis,” papar Gaby.

8. Gudangnya Personal Development

Mengapa OWL Club nekat menerjunkan kaum muda selevel mahasiswa yang masih belajar untuk memegang klien dan proyek yang sungguh-sungguh?

Ternyata setelah bertanya-tanya dengan kakak tingkat, Gabriela menyimpulkan kalau recruiters cenderung lebih tertarik dengan orang-orang yang punya pengalaman, apalagi ketika yang dicari spesifik di bidang branding dan marketing. 

9. Blood of the Covenant is Thicker than Water of the Womb

Sejak tahapan recruitment, OWL Club menolak untuk melakukannya secara konvensional, yaitu kaku dan berdurasi singkat. Mengapa?

“Karena menurut kita justru wawancara yang terlalu kaku dan formal itu bikin orang merasa pressured untuk pencitraan. Sementara, OWL pengen dia nunjukin siapa diri dia. That’s why kita investasiin waktu kita interview satu room sampe sejam buat bener-bener tahu kualitas diri kandidatnya.” 

Di samping mencari orang-orang yang open-minded dan sejalan dengan visi-misinya, OWL juga tak absen untuk sering mengadakan pertemuan ringan sekadar ngobrol, olahraga saat pandemi mereda,atau saling tanya jawab antara kakak dan adik tingkat seputar perkuliahan. Inilah yang membuat anggota OWL solid, hingga rutin menuai prestasi di kompetisi internal S1 Branding!

10. The Future Projects

Meski masih sering dihalangi pandemi, OWL Club masih punya banyak goals sebagai himpunan mahasiswa.

“OWL Club masih punya PR untuk nyelesain event yang masih jadi aspirasi di tahun ini. Tahun ini kita pengen untuk menggandeng komunitas di bidang branding dan marketing yang sevisi sama OWL, juga Prasmulyan S1 Branding lebih banyak lagi. Karena kita percaya dengan kolaborasi, impact dari setiap event bakal jauh lebih besar dan optimal.”

Gabriella Junisa Lasse

Add comment

Translate »