Cerita Prasmul
Telusuri Kesempurnaan Tak Berwujud Bersama Art Week 2021

Telusuri Kesempurnaan Tak Berwujud Bersama Art Week 2021

Berjalan sejak 2016, kegiatan di bawah Student Board Universitas Prasetiya Mulya ini selalu menghadirkan pameran seni dan karya dalam negeri dengan mengangkat tema unik. Namun, menariknya Art Week 2021 bukan hanya pada tema, melainkan konsep yang dibawakan. Apa yang membedakan Art Week 2021 dengan  tahun-tahun sebelumnya?

PAMERAN SENI BERTAJUK FILM INTERAKTIF

“Keinginan untuk mempertahankan Art Week sebagai art exhibition tentu merupakan tujuan utama. Namun, mengingat pandemi belum reda, maka kami mengajak peserta berpartisipasi dalam acara yang dikemas online,” terang Gilang Priyambodo Dwiputro, Co-Chairman Art Week 2021.

Melalui film interaktif, acara ini menghadirkan tontonan dan interaksi secara langsung dengan memanfaatkan Niskala Purna Kit. Peserta diberikan akses untuk ikut menyelesaikan misteri permainan, kertas teka-teki silang, sebuah surat, dan yang paling unik adanya emping dan soy sauce. Kit inilah yang akan memperkenalkan para pemain kepada konsep empat fase kehidupan sejalan dengan alur film.

Meskipun begitu, Art Week 2021 tentu tidak menghilangkan nilai seni-seni. Sebab worry not, Niskala Purna Kit ditawarkan dengan visual menarik, dibuat oleh ilustrator, maupun para peserta. 

NISKALA PURNA: KESEMPURNAAN TAK BERWUJUD

Film interaktif di pameran seni ini mengangkat tema Niskala Purna yang berarti kesempurnaan tak berwujud. Menghadirkan empat segmen yang terdiri dari: Tawar, Manis, Pahit, dan Cukup.

Tentang konsep, dalam hidup nggak bisa senang terus, pasti ada sedih dan kecewa, dari situ kami memikirkan bahwa kesempurnaan yang sesungguhnya lebih kepada manusia yang menerima diri mereka seutuhnya, mengambil pembelajaran dari setiap kejadian ataupun kesalahan.

Gilang Priyambodo Dwiputro, Co-Chairman Art Week 2021
Bonding time bersama panitia Art Week 2021 menjelang persiapan akhir sebelum Art Week 2021 dimulai.

Tawar: Netral, tidak terlalu mengganggu. Segmen Tawar merepresentasikan rutinitas dari aktivitas manusia dalam menjalani keseharian.

Manis: Manis yang sering dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, layaknya menjadi penyegar di kala matahari muncul dengan teriknya, dan memberikan rasa pada makanan atau minuman yang hambar. Perasaan bahagia itulah yang dibangun dalam segmen ini. 

Pahit: Pahit, siapa yang menyukainya? Inilah segmen tentang kesukaran hidup yang terkadang datang tanpa memberi tanda, serta munculnya kesalahan baik disadari, maupun yang tidak kita sadari.

Cukup: Bahwa pencapaian kita sudah dalam tahap ini, artinya sudah mengevaluasi diri dari tantangan dan kesulitan yang dihadapi, serta menerima bahwa kesalahan bukanlah hal yang perlu dijadikan kelemahan.

Konten segmen tawar dalam Art Week 2021. (Sumber: Instagram @artweek.id)

Naik dan turun, senang dan susahnya dari kesempurnaan tak berwujud ini ternyata bukan sekadar cerita, karena panitia Art Week 2021 pun merasakannya. Ketika ada harapan bahwa pameran seni dilaksanakan secara offline, namun ternyata kondisi Covid-19 yang belum mereda. Di sisi lain mereka mendapatkan pembelajaran untuk mencoba banyak hal.

Panitia Art Week 2021 berkumpul saat hari penayangan interractive movie pada tanggal 11 Desember 2021 lalu.

Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Karena situasi pandemi ini serba challenging, jangan jadikan itu sebagai hambatan atau alasan bahwa nggak bisa buat acara yang bagus,” tutur Gilang.

Tertarik menjadi bagian dari Art Week? Terus pantau dan kepoin Instagram serta Website dari Art Week.

Add comment

Translate »