Cerita Prasmul
Svara Prasetiya: Berkidung Kembali di Masa Pandemi

Svara Prasetiya: Berkidung Kembali di Masa Pandemi

Bukan sekadar bernyanyi, para anggota dalam sebuah kor harus bisa memadu suara demi menciptakan harmoni yang indah. Atensi terhadap bunyi menjadi kunci penting yang hanya bisa dicapai dari pertemuan tatap muka. Maka dari itu, dunia grup vokal dihadapkan dengan tantangan besar dalam mempertahankan eksistensi di masa pandemi, salah satunya Student Activity Club (SAC) paduan suara Prasetiya Mulya, Svara Prasetiya

Meskipun tidak mudah, SAC yang berdiri tahun 2007 ini berhasil menemukan suara dan semangatnya kembali. Chairman Svara Prasetiya, Adeline Sulistyo, berbagi kisahnya dengan Ceritaprasmul!

Berlatih Secara Virtual

Ketika e-learning diberlakukan dan seluruh kegiatan mahasiswa di kampus diberhentikan, perempuan yang akrab disapa Adel tersebut mengaku sempat merasa bingung dan demotivasi. Namun tetap ingin mengirimkan pesan positif, Svara mempersembahkan proyek pertamanya sejak lockdown dengan membawakan lagu Manusia Kuat oleh Tulus. 

Svara Prasetiya membawakan lagu Manusia Kuat di awal pandemi.

“Biasanya, Svara menjadi tempat untuk melepas penat setelah perkuliahan. Para anggota bisa bertemu, bercanda, dan latihan bareng-bareng.”

Setelah itu, Jessica Amadea (Kak Dea), selaku Konduktor dan Artistic Director Svara Prasetiya, mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam Singing Through the Screen, ajang konser virtual yang diselenggarakan oleh SMAN 78. Adel menceritakan, “Waktu itu kami pengen bawa lagu yang happy. Jadi Kak Dea memilih lagu Don’t Stop Me Now sebagai pesan bahwa pandemi pun tidak bisa menghentikan kita.”

Lagu Don’t Stop Me Now dipilih untuk menyemangati masyarakat di masa yang menantang ini.

Menggunakan platform online untuk berlatih, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok suara dan harus bernyanyi satu per satu di bawah arahan serta panduan Kak Dea. Kemudian, masing-masing anggota merekam audio dan video secara terpisah. Untuk mendengar hasil akhir perpaduan suara, mereka harus sabar menunggu rekaman yang telah digabung dan di-mixing.

Menemukan Eksistensi

Setelah melewati lika-liku latihan virtual, output video pun akhirnya dapat disaksikan bersama. Melihat dan mendengar hasilnya, Adel mengungkapkan rasa puas terhadap kesuksesan adaptasi yang telah dilakukan oleh Svara. Video tersebut pun disusun ulang untuk didaftarkan di ajang 2nd World Virtual Choir Festival yang diadakan oleh Bandung Choral Society.

Penampilan Svara Prasetiya di WVCF2.

“Kompetisi online merupakan hal yang baru di dunia paduan suara,” kata Adel. “Kak Dea sempat bilang, penilaian pasti bakal lebih condong ke kualitas video dan mixing audio dibandingkan ke kualitas suara. Tapi apa pun yang terjadi, dia bangga. Jadikan ini sebagai pengalaman aja.

Festival tersebut diikuti oleh 62 partisipan dari berbagai belahan dunia, mulai dari Malaysia hingga Polandia. Hebatnya, Svara berhasil memikat juri lokal dan internasional, yang menganugerahkan mereka Gold Medal untuk kategori Pop & Jazz. Mark Anthony Carpio, juri dari Filipina, memuji energi, koreografi, serta raut muka anggota yang menunjukkan bahwa mereka menikmati proses penampilan.

Svara Prasetiya menerima pujian dari para juri, yang menganugerahkan mereka Gold Medal.

“Walaupun vibes-nya berbeda, tentunya kami seneng banget bisa dapetin emas,” tutur Adel. “Kami juga jadi lebih termotivasi, ternyata kami masih memiliki eksistensi di dunia paduan suara!” 

Svara Sebagai Rumah

Kini keluarga Svara Prasetiya semakin besar dengan kehadiran angkatan 2020. Semangat dan tim baru mengantarkan 58 anggota menuju proyek baru pula, yakni konser Alunan Svara yang akan dilaksanakan pada awal 2021 mendatang. Masih rahasia, Adel enggan membocorkan daftar lagu yang akan dibawakan. Namun ia meyakinkan bahwa seluruh anggota Svara sangat excited dengan setlist-nya.

“Sebagai Chairman, aku mengacu ke CHAIN (Caring, Humility, Achieving, Integrity, and Non-discrimination) dan AMICA (Analytical Thinking, Maturity, Interpersonal Relationship, Communication, and Achievement) yang diajarkan Prasmul,” Adel menyampaikan. “Di masa sekarang, kita harus lebih peka dan aware dengan kondisi setiap anggota. Kita nggak tahu apa yang sedang mereka lewati.”

Svara Prasetiya berusaha untuk tetap menjaga keakrabakan dan kekompakan secara virtual.

Dengan mengadakan pertemuan virtual setiap bulan, Adel berharap bisa memberikan para anggota sense of belonging dan keakraban yang biasanya didapatkan dari sesi latihan langsung. 

“Aku memang suka choir. Jadi setiap bertemu, rasanya seperti I’m home,” paparnya. “Aku ingin anggota lain merasa seperti itu juga. Semoga mereka juga bisa menganggap Svara sebagai rumah, bukan jadi beban.”

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »