Cerita Prasmul
Claudio Ravindra: Practice Makes Perfect, Effort Makes Efficiency

Claudio Ravindra: Practice Makes Perfect, Effort Makes Efficiency

It All Started With …

Ketika pertama kali menapakkan kaki di Prasmul, Claudio Ravindra sudah memiliki ambisi: menjadi salah satu bagian dari acara andalan Prasmul yang dikenal baik oleh masyarakat, Pop Up Market. Momen yang tidak terlupakan Claudio, yang saat itu masih SMA, mendatangi Pop Up Market 2018 dan jatuh hati kepada konsep bazaar brand lokal. 

Claudio Ravindra, Mahasiswa S1 Business 2019

So I think most people who know me, know that I found out about Prasmul from Pop Up Market. Di 2018 dan gue masih SMA,” pemuda yang akrab dipanggil Clau tersebut bercerita tentang asal mula bagaimana ia dulu menemukan jalannya. Pada masa itu, ia juga tertarik dengan dunia fashion. “And because I was very enthusiastic about fashion and local brands and bazaar, when I visited the event itself, it caught my attention. Gue langsung punya target untuk bisa jadi bagian dari panitia Pop Up Market.”

Tekad itu pun ia jalankan. Beberapa bulan setelah Prasmul Gear Up selesai, Pop Up Market membuka rekrutmen panitia. Mahasiswa S1 Business tersebut tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mencoba mendaftar sebagai panitia di Divisi Acara Pop Up Market. Sayangnya, ia gagal.

Namun terlepas dari penolakan yang diterimanya, Prasmulyan angkatan 2019 tersebut tidak patah semangat dan tetap mencoba mendaftar di gelombang kedua, dimana Pop Up Market mencari sukarelawan. Melalui kesempatan tersebut, Clau menonjolkan diri dengan kemampuan dan kemauannya untuk mempelajari Pop Up Market.

“Mungkin karena gue waktu itu lumayan ambis, gue di-assign jadi PIC Main Campaign,” sang lulusan Mentari Intercultural School Bintaro berbagi. Ia diserahi tanggung jawab sebagai PIC Main Campaign Pop Up Market ketika angkatan 2017 harus menjalankan Community Development. “Tapi sayangnya setelah produksi video dan lain-lain, itu nggak jadi tayang karena semua shifting jadi online gara-gara pandemi.”

Claudio bersama team Pop-up Market ketika melakukan rapat offline

Awal tahun 2020, yang tidak terduga datang dan memaksa Pop Up Market untuk beradaptasi menjadi ajang acara online. Meski tidak sesuai dengan ekspektasinya, Claudio tetap menjalankan tugas dan tetap menunjukkan antusiasme terhadap Pop Up Market, serta mencari ilmu dari rekan-rekan panitia BPH dan koordinator. Hingga akhirnya, ilmu tersebut membuatnya menjadi unggulan di antara kandidat-kandidat BPH di Pop Up Market tahun berikutnya.

Gue memutuskan untuk daftar sebagai wakil ketua. Jujur, kaget sih karena diterima. Nah, ini kan nggak bisa dipelajari secara textbook, akibatnya waktu awal-awal gue sempat minder.” Sekalipun menjadi anggota BPH yang termuda di antara angkatan 2018, Claudio tetap mampu membuktikan dirinya melalui berbagai macam proses belajar dan keyakinan terhadap diri sendiri.

Acara di tahun 2021 yang masih berjalan online pun belajar dari pengalaman–seluruh panitia melihat potensi lebih dan akhirnya mengadakan online campaign. Konsep ini, tentu saja memiliki sebuah alasan.

“Acara offline kita mungkin nggak ada, tapi at least kita masih bisa contribute to the society. Kita bantu brand untuk raise their awareness biar lebih dikenal luas lewat platform Instagram kita,” jelas Claudio.

Penantian Clau terhadap acara Pop Up Market offline pun berakhir. Pop Up Market 2022 kembali dengan brand activation melalui pre-event. Ternyata, pre-event tersebut lahir dari kebutuhan panitia juga, tidak hanya para tenants bazaar. Ide ini dicetuskan oleh divisi-divisi yang diayomi oleh Claudio sebagai Marketing Creative Director.

Pre-event ini merupakan ajang dimana kita bikin offline event internal dalam skala yang lebih kecil untuk test drive. Nanti dari hasil dari berjalannya pre-event, akan jadi evaluasi untuk eksekusi di main event.” 

Stepping to the Future Through Friends

Berkat Pop Up Market Prasmul, Claudio mendapatkan banyak kesempatan lain melalui berkenalan dengan Prasmulyan dari berbagai angkatan. Bahkan, Clau menjemput pengalaman kerja magang di Tokopedia dan melalui bekerja bersama koordinator Divisi Acara di tahun 2020 ia bisa bekerja penuh-waktu di Gus Lelata.

“Jadi sebenernya gue kerja di dua tempat ini karena I was a part of Pop Up Market,” ujar lelaki yang merupakan CEO dari GETWET, brand parfum yang dibuat dalam mata kuliah Business Creation. Meski pengalamannya di Pop Up Market yang bervariasi, kali ini pengalaman kerja Claudio berdekatan dengan bidang marketing, bidang yang disukainya.

Menyadari pattern tersebut, Claudio mengungkapkan, “I think there is no specific reason. Tapi selalu ngerasa kekuatan gue ada di marketing karena emang senang mengerjakan proyek marketing. Untuk deliver marketing plan yang bagus, kita harus tau siapa pasarnya, juga  apa yang mereka butuhkan. Dan untuk membangun plan tersebut, yang dibutuhkan tidak cuma data, tapi juga kreativitas. Itu yang membuat gue enjoy menjalani marketing.”

Namun, marketing tentunya tidak terdiri atas satu dimensi saja. Di Tokopedia, Clau diberikan tanggung jawab di Divisi Employer Branding, yang berada di bawah naungan Human Resources.  Dari pengalamannya pun, Clau mendapatkan insight lebih dalam mengenai dunia marketing dan mendapatkan perspektif baru. “Gue jadi bisa pelajari gimana cara marketing ke eksternal, tapi juga ke internal.”

Building Confidence, Managing Confidence

Gue merasa dari jurusan Business ini, bisa belajar untuk nggak nge-judge sebuah peristiwa atau situasi berdasarkan satu aspek doang. Diajari untuk melihat segala sesuatu dari berbagai perspektif.

Sikap percaya diri Claudio tidak ditumbuhkan dalam sekejap saja. Pemuda ini bahkan sempat mengaku bahwa ada kalanya ia meragukan diri. Akan tetapi, Clau menyebutkan sebuah fakta yang menjadi motivasinya untuk terus berkembang: bahwa pengalaman-pengalaman kepanitiaan dan berorganisasi menjadi wadah baginya untuk menerapkan apa yang ia pelajari di ruang kelas, sekaligus membawakan kesempatan yang lebih banyak.

“Yang penting, kita bisa show our greatest effort, show our skills. Just let them know what you’re capable of,” pesannya. “Never stop believing in yourself.”

Kemudian berbicara soal sukses, Claudio juga menegaskan kalau kesuksesan juga membutuhkan usaha dan segudang kegagalan. Ia juga berpendapat untuk tidak berkecil hati saat menghadapi momen kegagalan tersebut. “Jadikan pelajaran alih-alih hambatan untuk melangkah ke depan. Only through mistakes you can be a better person. You could be smarter, wiser, and you could succeed in life.”

Add comment

Translate »