Cerita Prasmul
Berkat Ini, Digital Learning Tak Membosankan Lagi

Berkat Ini, Digital Learning Tak Membosankan Lagi

Data dari Kemendikbud mencatat bahwa saat ini 68 juta siswa dan 3,2 juta guru harus belajar dan mengajar dari rumah secara daring akibat pandemi. Kondisi ini memacu para pendidik untuk menyusun strategi pembelajaran agar tetap efektif, efisien, dan menarik bagi para siswa.

“Kita sebagai pendidik harus senantiasa memperbarui pembelajaran sehingga dapat diterima oleh generasi yang kita ajar saat ini,” ungkap Prof. Yudi Samyudia, Ph.D pada hari Sabtu (31/10) di Virtual Workshop Series yang bertajuk “Discover Where Digital Learning Will Take You”

Akibat pandemi, jutaan siswa dan guru harus melakukan kegiatan ajar-mengajar secara online.

Acara yang ditujukan bagi guru sains dan matematika, kepala sekolah, serta guru konseling SMA ini dihelat oleh School of Applied STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) Universitas Prasetya Mulya. Tak cuma menyimak materi, peserta juga dilibatkan dalam praktik langsung menggunakan platform digital learning. 

Generasi Berbeda, Tantangan Berbeda

Menurut Prof. Yudi, tantangan terbesar dalam pembelajaran digital abad ini terletak pada kreativitas metode mengajar. Apalagi, sasarannya merupakan Generasi Z dengan karakteristik yang berbeda total dari generasi sebelumnya. Salah satu ciri Generasi Z adalah tech savvy alias terbiasa berinteraksi dengan teknologi. Sementara, Generasi Baby Boomers atau Generasi X masih menganggap teknologi sebagai sesuatu yang baru dan belum terbiasa menggunakannya. 

“51% Generasi Z learning by doing, 38% by seeing, dan 12% by listening,” Prof. Yudi menjelaskan bagaimana pembelajaran efektif dan efisien ala Generasi Z. 

Prof. Yudi dalam ajang Virtual Workshop Series.

Pembelajaran kreatif dapat dilaksanakan dengan tiga metode. Yang pertama, guru dapat menerapkan proses belajar berbasis user-generated content. Artinya, siswa dapat saling berinteraksi dan menciptakan konten buatan mereka sendiri. Metode kedua yakni dengan mengombinasikan aspek-aspek nyata dan virtual. Yang tidak kalah penting adalah metode personalisasi yaitu menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Para pendidik juga dapat menggunakan berbagai digital education tools agar siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran. Moodle, Quiz Game Kahoot!, dan TED Ed adalah beberapa tools yang dapat membantu.

Moodle sebagai Solusi Pembelajaran Digital

Dalam sesi kedua workshop, para pendidik diperkenalkan dengan Moodle sebagai salah satu tools pembelajaran digital. Platform ini sudah digunakan oleh Universitas Prasetiya Mulya sejak 2017. Karena itu, begitu dilanda pandemi, kampus sudah tidak kewalahan lagi mencari alternatif pembelajaran daring.  

Prasetiya Mulya telah menggunakan platform Moodle sejak tahun 2017 (sumber gambar: Moodle)

Bapak Surya Darmawan, S.Pd dan Ibu Lina Jaya Diguna, Ph.D menjelaskan bahwa Moodle memiliki banyak keunggulan untuk membantu kegiatan belajar-mengajar secara virtual. Platform ini memiliki fitur yang user-friendly. Sebagai contoh, pendidik dapat merekam presensi siswa, mengunggah materi dan tugas, serta mengintegrasikan sistem penilaian secara otomatis. 

Semua hal ini membuat pembelajaran digital tak lagi menjadi momok menakutkan. Alih-alih, kini para pendidik dapat berkreasi dan berinovasi untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa. 

Add comment

Translate »