Cerita Prasmul
Transformasi Pribadi Kharis Mudali lewat Seni Bela Diri – Prasmulyan of the Month

Transformasi Pribadi Kharis Mudali lewat Seni Bela Diri – Prasmulyan of the Month

Bagi mahasiswa S1 Branding angkatan 2019 yang satu ini, Hapkido bukan sekadar olahraga biasa. Sebab, seni bela diri yang berasal dari Negeri Ginseng tersebut sudah mengajarkan bagaimana mengalahkan rasa takut, hingga berhasil bertransformasi, menjadi pribadi yang berprestasi. Bagaimana kisahnya? Mari berjumpa dengan Kharis!

Luka yang Mengantar pada Hapkido

Perjumpaan awal mahasiswa bernama lengkap Kharis Satria Mudali dengan Hapkido bermula ketika dirinya yang baru saja menduduki bangku SMA, mengalami perundungan oleh teman-teman sebaya. “Waktu itu mereka tubuhnya lebih besar, jadi aku nggak bisa lawan,” ungkapnya. Geram dengan kondisi tersebut, segera Kharis mencari sebuah martial art school untuk mendalami seni bela diri. 

Semula mencoba Taekwondo, sang ayah merekomendasikan jenis bela diri yang baru saja masuk ke Indonesia pada 2013, Hapkido. Kala itu, membawa Kharis, ayah, dan sang adik mendalaminya bersama.

Tak sendirian, Kharis setia mendalami seni bela diri berssama sang adik (kanan) dan Prasmulyan lainnya, Lakeshia (tengah).

FYI, prinsip Hapkido adalah memanfaatkan tenaga lawan untuk menghadapi serangan. Sehingga, yang melakukannya tidak boleh memulai duluan dan membalas setiap pukulan maupun dorongan. 

Teknik yang mengutamakan self-defense alih-alih self-offense membuat lulusan SMAK IPEKA Pluit ini jatuh cinta pada Hapkido. “Ilmu bela diri ini bukan untuk jadi orang sok jagoan, berantem, dan menyerang seenaknya,” Kharis meluruskan. “Tapi lebih dari itu, untuk protect diri sendiri, dan kalau ada yang lagi dijahati atau diisengin, bisa untuk nolongin orang-orang itu.”

Lebih dalam lagi, peraih Juara 3 dalam 1st Online South East Asia Hapkido Championship 2021 ini mengatakan, bahwa selain menyehatkan tubuh, bela diri yang sering disebut the way of harmony ini berhasil meningkatkan kepercayaan dirinya untuk menjalin relasi. “Apalagi kalau ikut lomba bisa kenal sama peserta-peserta dari daerah lain. Jadi punya banyak teman,” tutur Kharis. 

Dari Proteksi Diri hingga Sederet Prestasi

Prasmulyan yang kini sudah mengenakan sabuk hitam, alias tingkatan tertinggi ini juga berhasil menjadikan Hapkido sarana berprestasi. Sejak pertama kali terjun ke ranah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di bangku kelas 1 SMA, Kharis sudah berhasil mengantongi empat Kejurnas cabang Hapkido, hingga reward Atlet Terbaik Nasional Hapkido Indonesia 2018. “Dari Hapkido sendiri totalnya ada sekitar 2 emas, 3 perak, 3 perunggu.”

Momen Kharis memperoleh medali dan piala dalam Kejuaraan Nasional Hapkido Indonesia.

Bagi Kharis, dukungan kampus juga penting dalam menunjang prestasinya. Ia kerap kali membawa nama perwakilan Prasmul, selain mewakili kontingen DKI Jakarta. “Pas aku mau lomba, aku bikin laporan ke kampus dan ikut sebagai mahasiswa Prasmul. Kampus juga ada kasih support untuk ikut lomba itu,” ujarnya.

Meskipun kerap kali perlu membagi perhatiannya sebagai atlet, sekaligus mahasiswa aktif dengan kewajiban utama menempuh pendidikan, Kharis tidak merasa kesulitan dalam pembagian waktu antara lomba dan belajar. Baginya, belajar dahulu, baru bertaruh.

“Tahun lalu waktu masih offline, Kejurnas itu kebetulan di hari sebelum UTS semester satu,” cerita Kharis.  “Tapi aku utamakan akademik dulu, jadi sebelum pergi lomba mulai belajar persiapan UTS, supaya pulang sudah lumayan siap buat ujian,” lanjutnya.

Impian untuk Masa Depan

Prasmul menjadi tempat pilihan Kharis untuk mengembangkan skill berbisnis.

Meskipun sejumlah kejuaraan sudah di kantong, mahasiswa yang aktif dalam kepanitiaan Prasmul, seperti Run It ini mengaku bahwa hingga saat ini, Hapkido belum menjadi opsi untuk kariernya di masa depan. “Aku masih mau jadi pebisnis setelah lulus nanti, melanjutkan usaha orang tua,” ujarnya. 

Cita-cita itulah yang semula memantapkan Kharis memilih Universitas Prasetiya Mulya. “Aku mau mengembangkan brand usaha orang tua, yang sekarang masih sekadar toko,” sambung Kharis.

Namun, sebagai seorang atlet yang masih belia, satu mimpi besar Kharis di bidang Hapkido adalah kesempatan menempati posisi pemenang di kejuaraan internasional. “Sebelumnya aku sudah pernah ikut yang bertaraf internasional, tapi belum terpilih sebagai perwakilan. Jadi, itu goal tertinggi yang mau aku capai!” tutup Kharis.

1 comment

  • Luar biasa Kharis Satria Mudali. Saya bangga dengan prestasi yang dicapai oleh Kharis dan bangga pada ponakan saya ini.

    Saya selalu berdoa untuk Kharis sukses dalam Study dan Hapkido.

    Study memang harus yang utama dan Hapkido penunjang prestasi yg bisa dicapai untuk menjaga dan melindungi diri. Tetap sehat

    Kharis yang berprestasi disekolah dan Hapkido adalah calon penerus bangsa

    Giat belajar dan selalu rajin berdoa ya Kharis serta Taat pada orang tua.

    Tuhan Yesus memberkati Kharis.

    Regards,

    Junita

Translate »