Cerita Prasmul
“Lanjutin Bisnis Ortu atau Bisnis Sendiri?”

“Lanjutin Bisnis Ortu atau Bisnis Sendiri?”

Sebuah tips bisnis oleh Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya

by

M. SETIAWAN KUSMULYONO

m setiawan kusmulyono

 Dosen S1 School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya

Lanjutin Bisnis Ortu atau Bisnis Sendiri?

 

“Kamu nanti kalau sudah lulus, langsung kerja di tempat Papi ya.. ”

 

Ungkapan tersebut mungkin sering disampaikan oleh orang tua kita, khususnya bagi orang tua yang berprofesi sebagai pengusaha. Bagi anak sulung, ungkapan ini sering dianggap sebagai perintah tidak langsung untuk dilakukan. Orang tua berharap dengan menyekolahkan anaknya di sekolah bisnis, kelak dia akan lebih siap untuk menjadi penerus tahta di kerajaan bisnis orang tuanya.

 

Namun, bagi mahasiswa di generasi milenial, doa orang tua ini sepertinya memiliki tantangan tersendiri untuk diwujudkan. Anak-anak mereka cenderung memiliki ide yang relatif tidak sebidang dengan bisnis yang dirintis oleh orang tuanya. Umumnya memang orang tua kita memiliki bisnis yang menurut anak-anak sekarang dianggap tidak keren dan bergengsi, seperti toko bangunan, distributor produk, toko kaca, peternakan, hingga bisnis-bisnis lain yang bersifat perdagangan atau komoditas. Namun, hal yang perlu dicatat dan diingat oleh kita sebagai mahasiswa adalah karena bisnis-bisnis tersebutlah kita dapat kuliah di sekolah bisnis yang kita inginkan sekaligus da[at menikmati kehidupan hingga saat ini.

 

Kemudian, apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa jika dihadapkan pada situasi tersebut? Jika tidak melanjutkan, maka khawatir orang tua akan bersedih, kita dianggap durhaka, atau bisnisnya terancam tidak ada yang melanjutkan. Kalaupun akhirnya kita melanjutkan, pastinya ada tekanan besar di dalam hati untuk menahan diri tidak menjalankan bisnis sesuai dengan hati dan keinginan sendiri. Lalu, apa yang harus dilakukan?

 

Langkah pertama, pastinya adalah tanyakan ke dalam lubuk hati terdalam, apa alasan untuk mengambil keputusan ini. Jangan sampai salah ambil keputusan, karena nantinya tidak akan nyaman ketika menjalaninya. Kalau mengambil keputusan untuk menjalankan bisnis orang tua karena terpaksa dan kasihan, maka kita pun tidak akan maksimal untuk mengelolanya.

 

Langkah kedua, jika memungkinkan untuk menjalankan bisnis sendiri, maka carilah peluang untuk mengkombinasikan dan mengkolaborasikan antara bisnis orang tua dan bisnis kita. Misalkan saja, kita akhirnya ambil keputusan dengan memilih bisnis sendiri, misalkan saja bisnis online. Lalu, bisnis orang tua kita adalah memiliki toko elektronik di sebuah pasar. Maka, kita bisa saja sekalian memasukkan daftar barang jualan milik bisnis orang tua dalam bisnis online kita, atau kita buatkan akun online juga dan dikelola oleh kita.

 

Langkah terakhir, tentunya tetap meminta izin atas segala keputusan yang kita ambil kepada orang tua. Kalaupun terpaksa tidak ingin menjalankan bisnis orang tua, maka sampaikan dengan lemah lembut dan terangkan alasannya dengan jelas. Intinya, berkah dan kesuksesan akan selalu mengiringi kita jika didalam perjalanan kita selalu ada doa dari orang tua. Selamat berwirausaha.

Add comment

Translate »