Cerita Prasmul
The Power of Youth: Cerita Alif di Y20

The Power of Youth: Cerita Alif di Y20

Y20 Apanya G20?

Sebenarnya, apa itu Y20, dan apa hubungan partisipasi Alif dengan kegiatan G20? Y20 adalah singkatan dari Youth-20 dan merupakan salah satu engagement group dari G20 yang mewakili para pemuda di negara-negara G20.

Alif Ramadhandita, Mahasiswa S1 Business Prasetiya Mulya yang menjadi staff di Y20 2022

Nah, jika kamu belum pernah mendengar apa itu G20, di sini Alif akan bercerita bagaimana Y20 dan G20 berkesinambungan.

Group of 20 atau G20 itu merupakan kelompok 19 negara dan Uni Eropa. Sebuah forum ekonomi utama di dunia yang punya posisi strategis, dimana mereka secara kolektif mewakili sekitar 60% penduduk dunia, 75% sektor perdagangan global, dan 80% perekonomian dunia. Untuk pertama kalinya, Indonesia jadi pemegang presidensi G20 di tahun 2022 ini,” jelas Prasmulyan dari S1 Business tersebut.

“Sementara Y20 sendiri adalah platform untuk pemuda-pemudi dari negara G20 untuk berdialog, bernegosiasi, dan mencari solusi untuk isu-isu mendesak di dunia–disebut juga area prioritas. Ada empat area prioritas yaitu Youth Employment, Digital Transformation, Sustainable and Liveable Planet dan Diversity and Inclusion,” sambung Alif.

Selain Youth 20, G20 juga memiliki engagement groups lain, seperti B20 atau Business 20, dan juga T20 atau Think 20. Tahukah kamu? Ternyata di samping melalui partisipasi Alif di panitia penyelenggara Y20, Prasmul punya kaitan dekat dengan G20 juga. Think 20 berada di bawah bimbingan Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Djisman Simandjuntak sebagai Lead Co-Chair lho!

Aktif di Luar Kampus Untuk Self-Development yang Lebih Maksimal

Percaya atau tidak, partisipasi Alif di Y20 didapatkan dari sumber eksternal tanpa bantuan kampus. Pada saat melihat media sosial Instagram, pemuda asal Tangerang Selatan itu awalnya melihat informasi pendaftaran sebagai delegasi. Namun, karena merasa kurang cocok dengan latar belakangnya, Alif sempat berpasrah dan melepaskan kesempatan ini.

Alif pada acara puncak Y20 di Jakarta

“Pas lihat (posternya), cukup insecure juga karena delegasi ‘kan, harus punya kapasitas dan kapabilitas. Nah, background gue kan bukan HI,” tuturnya. Namun ternyata, kesempatan mengambil andil di rangkaian acara G20 pun terkabul ketika mereka mencari organizing committee.

Kalau tadi bukan saatnya, ini baru momen ‘It’s my time to shine’ gue.

Alif pun melalui proses pendaftaran–mengirimkan CV, cover letter, tahap interview–hingga akhirnya dari ratusan pendaftar, ia menjadi salah satu dari 7 orang yang diterima.

Alfi bersama tim Program and Events Y20

Masa kerja pun langsung dimulai, dan begitu juga tanggung jawab Alif di bidang logistik dimulai dari Gala Dinner, Kick-Off Meeting, Pra-KTT dan Konferensi Tingkat Tinggi Y20.

Tantangan terbesar menjadi panitia adalah banyaknya tempat yang harus diurus, karena semua acara Pra-KTT dan acara puncak diselenggarakan di enam kota berbeda: Palembang, Lombok, Balikpapan, Manokwari, Jakarta, dan Bandung.

“Biasanya kalau di kampus kan acaranya di satu tempat aja. Kalau ini, venue super banyak. KTT kemarin ada di Shangrila, nginepnya di sana. Acara pembukaannya di Gedung DPR. Acara makan malamnya di Kempinski. Pindah-pindah dan super rumit. Nah, ini menjadi salah satu tugas gue,” Alif juga menyebut empat tugas utama yang menjadi tanggung jawabnya: transportation, hospitality, operational, dan licensing.

Sekalipun sulit, menurut mahasiswa angkatan 2019 ini, semua proses malah memperkaya ilmu bisnisnya. “Kebetulan sekarang juga lagi ambil mata kuliah elective Lodging Business Management, dimana kita ngebahas hotel. Di dalam kelas, gue bisa lebih interaktif dan aktif menjawab. Diskusi di kampus pun jadi lebih enak.” 

Ada satu pelajaran lagi yang Alif dapatkan: mengasah mental dalam melaksanakan tanggung jawab.

“Tugas yang bisa dibilang pressure-nya tinggi, karena kegiatan kita anggarannya sangat besar jadi memang kita harus bisa bertanggung jawab juga atas hal tersebut. Sering kali gue dihadapkan dengan masalah yang jauh lebih besar dari pada pengetahuan dan pengalaman gue, tapi tetap dituntut untuk bisa mencari sebuah solusi dari masalah tersebut. Itulah yang membentuk karakter dan mental. Belajar banyak banget dari rekan-rekan di DPLDR (Divisi Program, Logistik, dan Delegate Relation) Mujab, Rana, Fasya, Aurel, Richard, Alicia, dll, jadi bisa lebih komunikatif dan berani inisiatif.”

Add comment

Translate »