Cerita Prasmul
Support System Mahasiswa untuk Belajar dan Beradaptasi – Success Story Tutor Aja

Support System Mahasiswa untuk Belajar dan Beradaptasi – Success Story Tutor Aja

Ada banyak hal yang harus disesuaikan mahasiswa tahun pertama, seperti lingkungan baru, tanggung jawab baru, serta proses pembelajaran baru. Untuk itu, diperlukan sebuah support system yang dapat memberikan bimbingan serta dukungan dalam proses adaptasi tersebut.

Hadirlah Tutor Aja, sebuah platform pendidikan rintisan 8 Prasmulyan lintas angkatan dan jurusan. Cara kerjanya sederhana, para senior dipertemukan dengan junior untuk bantu memantapkan materi yang telah atau akan diajarkan di kelas. Kini, perusahaan start-up yang berdiri tahun 2017 tersebut telah menggandeng 13 universitas di Jakarta, Tangerang, Depok, Surabaya, dan Bandung. Ini kisahnya!

Merger untuk Menggaet Pasar Besar

Asal bermulanya Tutor Aja adalah dari tiga bisnis berbeda; Tutor Moeis yang didirikan Michael Tanfebro (S1 Business 2014), Dhany Prasanto (S1 Business 2015), dan Selvy Kuswanto (S1 Business 2017), Tutor Asik yang dipelopori Stella Sujanto (S1 Finance & Banking 2017) dan Sofi Wilastita (S1 Finance & Banking 2017), serta Tutor Aja yang dibangun Calvin Lim (S1 Finance & Banking 2014), Harvin Tijono (S1 Finance & Banking 2016), dan Sandra Salim (S1 Accounting 2017). 

Prasmulyan dari lintas angkatan dan jurusan berkolaborasi dalam membangun Tutor Aja.

“Awalnya, aku bikin jasa tutoring untuk mengisi waktu luang dan menambah uang jajan aja,” ungkap Michael. “Jasa yang ditawarkan adalah penyusunan materi dan jadwal agar para tutor tinggal menyisihkan waktu. Tapi setelah semakin banyak bermunculan sistem yang sama, aku dan Calvin jadi termotivasi untuk jadikan ini sebagai bisnis yang serius.”

Sebelum merger, Tutor Moeis fokus di matematika dan statistik, Tutor Asik di bidang STEM, dan Tutor Aja di ekonomi dan akuntansi.

Meski sistemnya serupa, ketiga bisnis memiliki fokus mata kuliah yang berbeda agar tidak mengambil pasar satu sama lain. Namun, dengan business opportunity di depan mata, kemungkinan merger tidak bisa dihempaskan begitu saja. Akhirnya, para Founder memutuskan untuk menyatukan bisnis di bawah nama Tutor Aja, lalu expand ke universitas external.

“Setiap tutor hanya boleh mengajar junior di universitas mereka masing-masing,” kata Michael. “Karena meski tiap kampus punya silabus atau bahkan buku yang sama, proses pembelajaran dan interpretasinya pasti berbeda. Penerapan ini bantu mahasiswa untuk adjust dan belajar sesuai campus-life mereka.”

Transisi ke Platform Online

Sebelum resmi menjadi platform berbasis teknologi, seluruh operasional Tutor Aja dilakukan secara manual, mengandalkan Google Sheets untuk penyusunan jadwal dan aplikasi Line untuk mencari murid. Tentunya semua ini berubah setelah peluncuran website pada bulan April 2020 lalu. 

Tampilan website Tutor Aja.

Sandra selaku Chief Operating Officer Tutor Aja menceritakan, “Sejak ada website, pengoperasian jadi lebih mudah karena jadwal ter-update secara real time. Segala report pun terdata rapi. Kami juga ada banyak waktu untuk fokus ke hal lain, misalnya merge ke pasar baru dan expand.”

Tapi seperti banyak bisnis lain di Tanah Air, pandemi memaksa Tutor Aja untuk melakukan transisi lebih lanjut, bukan hanya dari proses booking, tapi juga metode pengajaran. Pertemuan tatap muka yang diyakini dapat menciptakan pengalaman yang lebih akrab antar senior-junior, kini harus beralih menjadi online. 

Kegiatan Training for Tutors sebelum dan setelah pandemi.

“Dari tim HR, kami sediakan training untuk tutor jadi mereka bisa kenalan dengan e-learning tools seperti Microsoft One Note, Google Slides, dan lainnya,” Sandra menjelaskan. “Kami juga sediakan Zoom Account agar mereka bisa mengajar lebih dari 40 menit. Untuk para murid, kami coba reach mereka dengan berbagai platform seperti podcast, YouTube, serta TikTok.”

Selain menarik engagement dari media sosial, Tutor Aja juga mengadakan berbagai webinar .

Potensi yang Menerima Banyak Dukungan

Dari jasa tutoring yang eksklusif untuk Prasmulyan, kini Tutor Aja sudah memiliki lebih dari 150 tutor, 100 opsi mata kuliah, serta 3000 murid dalam jasa mereka. Pertumbuhan ini sukses mengundang banyak dukungan internal dan eksternal. Belum lama ini, Tutor Aja diundang sebagai pembicara dalam peluncuran STEM Preneur Center Universitas Prasetiya Mulya, untuk menginspirasi perpaduan bisnis dengan teknologi. 

“STEM Preneur Center ini bagus banget karena jadi tempat kolaborasi mahasiswa, Faculty Member, dan industri,” seru Sandra. “Bisnis rintisan mahasiswa Prasmul bisa semakin terdukung dan terbantu.”

Tim Tutor Aja dalam kompetisi KBMI 2020, termasuk Sandra selaku COO dan Harvin sebagai CEO.

Kemudian prestasi yang menakjubkan juga diraih pada Agustus lalu, ketika mereka mengikuti ajang Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2020. Dibimbing oleh Permata Nur, M.R., Ph.D., Ketua Program Studi S1 Software Engineering, tim Tutor Aja dianugerahi funding dari Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Pastinya seneng banget karena sebagai bisnis yang masih dalam tahap development dan mengejar growth, kami butuh pendanaan tersebut,” Sandra memaparkan. “Dengan ini, kami bisa berkembang demi membantu mahasiswa beradaptasi di dunia perkuliahan, sekaligus bantu mencerdaskan bangsa.”

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »