Cerita Prasmul
Lunturkan Stigma Seputar Akuntansi Bersama Marcella Giovanni – Alumni Success Story

Lunturkan Stigma Seputar Akuntansi Bersama Marcella Giovanni – Alumni Success Story

Ketertarikan Marcella Giovanni terhadap dunia akuntansi bermula ketika ia masih duduk di bangku SMP. Sejak mewujudkan passion-nya dengan bergabung sebagai Prasmulyan S1 Accounting pada tahun 2015 silam, ia telah mendemonstrasikan keahliannya di dua perusahaan The Big Four, yakni PricewaterhouseCoopers (PwC) dan Ernst & Young (EY). 

Membuktikan lebih lanjut bahwa ilmu akuntansi dapat diaplikasikan di perusahaan mana saja, kini alumnus yang akrab dipanggil Cella tersebut menjabat sebagai Senior O2O Strategy & Business Insight Analyst di salah satu online marketplace terbesar di Indonesia, Bukalapak. Yuk, baca insight jujur Cella mengenai bidang akuntansi!

Mengikuti Pesan Bijak Sang Ayah

Meskipun mensyukuri waktunya di The Big Four dan telah memetik banyak pengalaman profesional, setelah mengerjakan proyek untuk sebuah perusahaan manufaktur, Cella tergerak untuk menjajaki profesi yang lebih dekat dengan masyarakat, khususnya UMKM. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk beralih dari firma multinasional dengan high-level point of view, ke perusahaan e-commerce dengan fokus lokal. 

“Papa aku selalu bilang, hidup ini kayak jalanan,” tutur Cella. “Kamu harus menentukan mau lewat jalan tol atau biasa, lalu pilih kendaraan yang bisa membawamu mencapai tujuan.”

Sebelum bergabung di Bukalapak, Cella pernah magang dan bekerja full-time di PwC dan EY.

Bagi Cella, karena saat ini sedang booming, perusahaan teknologi bagaikan jalan tol menuju goal barunya. Berpindah perusahaan di masa pandemi, Cella mengaku beradaptasi dengan pekerjaan baru dari rumah memang challenging. Namun, mengikuti filosofi sang ayah, ia juga menekankan bahwa Bukalapak merupakan “kendaraan” pilihannya. 

“Di sini, aku bukan masuk ke bagian marketplace, tapi O2O,” ungkap Cella. “Aku ngurusin mitra Bukalapak, yakni warung-warung kecil yang kami acquire dan supply dengan barang dagangan.”

Aktif di Luar Kelas, Cemerlang di Dalam Kelas 

Cella bersyukur selalu dikelilingi keluarga dan teman-teman yang suportif.

Lulus dari Prasmul pada tahun 2019, bisa dibilang, Cella belum lama memasuki dunia kerja. Jadi, cukup hebat dalam kurun waktu singkat, ia sudah dianugerahi titel “Senior” di Bukalapak. Menurut Cella, akselerasi tersebut ia dapatkan dari pengalaman yang telah ia kumpulkan sejak berkuliah. Bukan hanya jejak kerja magang, CV-nya juga diwarnai dengan kegiatan organisasi dan kepanitiaan.

“Pas masuk Prasmul, aku udah tentuin mau membangun portofolio,” kata Cella. “Caranya adalah dengan mencari opportunity sebanyak-banyaknya. Prasmul kan menawarkan banyak banget kegiatan. Padahal dulu waktu SMA, aku nggak seaktif itu. Lingkungan Prasmul yang suportif dan energik telah memberikanku positive impact.

Cella membangun portofolio dengan nilai akademis yang baik, magang, berkepanitiaan, dan berorganisasi.

Hebatnya, di atas kesibukan secara non-akademis, ia masih bisa mencapai kecemerlangan di dalam kelas. Bahkan berkat prestasinya, ia menerima Achievement Scholarship dari Prasmul selama 2 tahun berturut-turut! Berbagi rahasianya, Cella menyampaikan minimal tiga minggu sebelum ujian, ia sudah mulai belajar. Di periode tersebut, fokusnya tidak bisa diganggu-gugat.

Cella berpesan, “Semua orang bisa lulus cum laude. Tapi ketika masuk dunia kerja, kamu harus punya nilai tambah. Pembedanya adalah soft-skills yang kamu dapatkan dan waktu yang kamu luangkan di organisasi dan kepanitiaan.”

Skill Akuntan akan Selalu Dibutuhkan

Cella menyayangkan bahwa ada stigma seputar akuntansi di masyarakat, misalnya seperti citra mahasiswa akuntansi yang “pendiam” dan “tidak aktif”, atau tekanan para lulusan untuk memasuki perusahaan korporasi. Sebagai lulusan Prasmul, ia ingin melunturkan anggapan negatif tersebut kepada pelajar SMA, terutama yang memiliki ketertarikan di bidang keuangan, matematika, dan bisnis.

“Aku lihat juniorku di Prasmul, di masa OJT (On the Job Training, program wajib magang untuk mahasiswa semester 1), mereka magang di perusahaan kecil dan startup,” celoteh Cella. “Pas angkatan aku, semuanya masih mengejar perusahaan korporasi ternama. Walaupun gak ada salahnya, tapi ini nunjukin bahwa ilmu akuntansi dibutuhkan semua perusahaan, baik yang kecil maupun besar.”

Cella bersama ASA (Accounting Student Association) angkatan 2017/2018

Cella pun juga menyentuh isu tentang mesin yang dikhawatirkan akan mengambil alih pekerjaan manusia, salah satunya akuntan. 

“Aspek pembukuan di akuntansi mungkin bisa diambil alih oleh teknologi,” jawabnya. “Tapi analytical thinking bukan hal yang dapat digantikan. Keahlian akuntan tetap sangat dibutuhkan untuk menarik kesimpulan dan menyusun pendapat dari data yang dihasilkan mesin. Jadi, there’s no need to worry about the future of accounting.


Dengan masukan dan pendapat yang berbasis first-hand experience, keyakinan Cella akan kelanggengan akuntansi tentunya dapat memberikan kelegaan bagi para kaum muda yang ingin memasuki bidang ini. Ia pun menjadi bukti nyata bahwa seorang akuntan tidak harus menurut pada stereotip dari masyarakat, melainkan bisa cerdas, dinamis, dan sosial. Ingin mengikuti jejak Cella? Pelajari tentang program S1 Accounting Prasmul di sini!

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »