Cerita Prasmul
LEVEL-UP YOUR PRESENTATION SKILLS!

LEVEL-UP YOUR PRESENTATION SKILLS!

Presentasi bukan hanya saatnya untuk membagikan ide. Lebih dari itu, aktivitas ini merupakan kunci untuk membuka empati, membangun ketertarikan akan pengetahuan, insight, dan mimpi baru, serta mendapatkan dukungan dari stakeholder terkait. Sayangnya, potensi tersebut seringkali tak dapat dirasakan oleh presenter karena eksekusi yang tidak sesuai.

Lantas, bagaimana cara mempersiapkan dan menyajikan presentasi yang menggugah pendengar? Berikut Ceritaprasmul sajikan tipsnya!

Tampilkan Data Secara Efektif

Sebuah cerita memang jauh lebih meyakinkan jika didukung dengan data dan fakta yang sesuai. Namun, perlu diingat bahwa mempresentasikan data bukan tentang seberapa banyak grafik, tabel, dan diagram yang ditampilkan, melainkan apa makna dari data tersebut.

Kesalahan yang seringkali terjadi adalah memasukkan terlalu banyak informasi dalam satu slide sehingga membingungkan para pendengar. Padahal, presenter cukup menyorot satu poin paling signifikan dalam menunjang penyampaian cerita.

Pro Tips:
Setiap bentuk grafik merepresentasikan tujuan yang berbeda. Berikut ini panduan pemilihannya!

Persiapkan Sepotong Throughline

Throughline merupakan benang merah yang mengaitkan seluruh elemen dalam narasi Anda, sehingga menciptakan konteks presentasi yang tepat di benak pendengar. Dalam presentasi, benang merah tersebut biasanya berbentuk satu kalimat yang terdiri tidak lebih dari 15 kata. Sebuah throughline harus mampu membangkitkan minat pendengar dengan menunjukkan mengapa presentasi Anda penting.

Misalnya, alih-alih mengatakan “…hari ini saya akan menjelaskan tentang paradoks kebebasan dalam memilih”, Anda dapat memasukkan elemen kejutan, seperti, “Banyaknya pilihan yang bebas kita tentukan, sesungguhnya mengurangi kebahagiaan kita.”

Rehearse, Repeatedly.

Walaupun menyiapkan dan menghafal naskah bukan gaya presentasi Anda, rehearsal tetap wajib dilakukan berulang kali. Dengan melakukan ini, akan terjadi unintentional memorization yang membuat Anda terbiasa memparafrase poin-poin penting yang akan disampaikan.

Selain itu, berlatihlah di hadapan pendengar yang sama sekali tidak memahami hasil kerja Anda untuk mengetahui gap apa saja yang terdapat pada narasi, serta di bagian mana Anda berasumsi bahwa semua orang pasti mengerti konsep tertentu.

Carilah ‘Teman’ Di Antara Pendengar

Agar terlihat percaya diri dan engaging, carilah pendengar yang menampakkan ketertarikan akan presentasi Anda. Temukan ‘teman’ tersebut di beberapa spot berbeda, lalu fokuslah membangun koneksi dengan bergantian menatap mereka. Semangat yang terpancar dari wajah-wajah yang bersimpati tersebut nantinya akan menumbuhkan ketenangan dan kepercayaan diri Anda. 

Namun, jika kegugupan Anda masih sulit diredakan, akui dan tunjukkan saja pada para pendengar. Hal ini akan membuat audiens semakin memahami dan bersimpati pada Anda.

Bersiaplah Menghadapi Sesi Q&A

Sesi Q&A seringkali menjadi saat yang paling menegangkan, sebab Anda tidak dapat mengontrol pertanyaan dari pendengar. Namun, pahamilah bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul bukan karena mereka ingin menjebak Anda, melainkan karena pendengar menaruh perhatian yang besar pada presentasi yang disampaikan.

Jangan panik jika terjadi perbedaan pendapat antara Anda dan penanya. Ikuti langkah berikut:

  • Ungkapkan pemahaman Anda atas pertanyaan mereka
    “Mohon koreksi jika pemahaman saya salah. Maksud pertanyaan Anda adalah……, apakah benar?”
  • Tunjukkan dimana Anda dan penanya memiliki kesamaan
    “Saya setuju pada pendapat Anda terkait………”
  • Jelaskan dimana pemikiran Anda dan penanya berbeda
    “Namun, kita memiliki perbedaan pandangan pada……..”
  • Ungkapkan alasan Anda
    “Berdasarkan perspektif saya……”

Artikel ini merupakan rangkuman informasi dari Harvard Business Review [1][2][3] dan TED Talks: The Official TED Guide to Public Speaking oleh Chris Anderson

Witha Shofani

Add comment

Translate »