Cerita Prasmul
Kompetisi PMBLC 2017 Tumbuhkan Generasi Melek Hukum Bisnis Internasional

Kompetisi PMBLC 2017 Tumbuhkan Generasi Melek Hukum Bisnis Internasional

Sebanyak 152 siswa-siswi dari 29 SMA se-Jabodetabek, Bandung, Bali, Tasikmalaya, dan Pontianak berkumpul di Universitas Prasetiya Mulya pada Sabtu, 18 November 2017, dalam rangka mengikuti kompetisi Prasetiya Mulya Business Law Competition (PMBLC) 2017.

Kompetisi yang didadakan untuk menumbuhkan dasar-dasar hukum bisnis dan hukum internasional di benak generasi millenial ini, menghadirkan tiga kategori perlombaan yaitu Debat, Clash of Brain dan Pidato.

Peserta PMBLC 2017 menjalani sesi seminar dan talkshow sebelum memulai kompetisi.

Dengan tema ‘Thinking Business, Practicing Law’, PMBLC 2017 mengangkat topik regulasi penangkapan ikan illegal dan regulasi informasi dan transaksi elektronik sebagai tema besar dari setiap lomba yang diujikan.

Untuk menanamkan dasar hukum bisnis internasional di benak 60 tim yang bertanding, turut hadir praktisi hukum bisnis internasional yaitu Bapak Dimass Anugrah Argo Atmaja, MBA., MH., dan Ibu Tetty Lubis, MBA., LL.M. dalam seminar dan talkhsow pada hari itu.

(Ki-Ka): Bapak Dimass Anugrah Argo Atmaja, MBA., MH., Yosevine Devina (moderator), dan Ibu Tetty Lubis, MBA., LL.M. dalam talkshow bertajuk Discussion with The Lawyer.

Selain menjabat sebagai Kaprodi S1 International Business Law Prasmul, Ibu Tetty yang merupakan praktisi hukum Maritim memaparkan seputar pelanggaran Kedaulatan Negara di sektor perairan, khususnya penangkapan ikan ilegal, serta munculnya undang-undang Illegal Unreported Unregulated (IUU) Fishing untuk mengatur setiap pelanggaran yang ada. Tak seperti seminar biasanya, pembawaan yang cair dan kasual membuat para peserta tertarik dan interaktif selama sesi berlangsung. “Seminarnya berlangsung seru, pembawaan para narasumber bikin kami ga ngantuk dan ga bosan,” ungkap Jessica Wijaya dari SMA Atisa Dipamkara Tangerang.

Disisi lain, Bapak Dimass yang juga seorang praktisi hukum di bidang In-House Counsel dan Direktur Eksekutif LBH juga menjelaskan ranah UU ITE, serta cara bijak menggunakan internet dan media sosial, baik untuk diseminasi informasi maupun transaksi online.

Sekilas Mengenai Lomba

Debat

Menurut Ibu Tetty, kemampuan berkomunikasi dengan lugas dan jelas adalah salah satu modal utama seorang praktisi hukum di ruang peradilan. Untuk itu, PMBLC 2017 menghadirkan kompetisi debat dengan sistem Asian Parliamentary. 26 tim yang bertanding diberikan prepared motion dan impromptu motion yang tak hanya menguji kemampuan oral mereka, namun mengasah kemampuan berpikir kritis, dan menyampaikan masukannya secara substantif.

Lomba debat di PMBLC 2017 dimenangkan oleh SMA Atisa Dipamkara (Jessica Wijaya,Aurellia Naomi,Fiona Audrey Huang)  sebagai Juara 1, SMAN Bali Mandara (I Made Widi Yudi Atmika, Ni Luh Sriyani, Putu Indah Oktapiani)  sebagai Juara 2, dan SMAN 2 Jakarta (Andrew Wijayanto, Claudia Anastasya Pangestu, Philip Meton Julindra) sebagai Juara 3.

(Ki-Ka): Lomba debat diPMBLC 2017 dimenangkan oleh SMA Atisa Dipamkara Tangerang, SMA Bali Mandara, dan SMAN 2 Jakarta.

Clash of Brain

Ketangkasan dan daya ingat juga ikut diujikan di PMBLC 2017. Clash of Brain adalah lomba cerdas cermat, dimana masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Dari 20 tim yang bertanding, SMAN 111 Jakarta (Abdul Hadi, Desy Natalia M, Jafira Mardatillah) keluar sebagai Juara 1, diikuti oleh SMA PKP Jakarta (M. Syadan Wiratama, Adinda Olive Rizqoullah, Inda Auliana Syaefulloh) sebagai Juara 2, serta SMAN 81 Jakarta (Daniel Glori, Dian Judith, Miranda Anastasya V) sebagai Juara 3.

Pemenang kompetisi Clash of Brains di PMBLC 2017.

Pidato

Lomba pidato merupakan satu-satunya kompetisi individual di PMBLC 2017. 14 orang yang bertanding diberi durasi waktu 4-5 menit di babak pertama, dan durasi waktu 5-7 menit di babak impromptu speech. SMAK Ricci 1 Jakarta keluar sebagai Juara 1, diikuti SMAN 3 Jakarta sebagai Juara 2 dan SMA Cikal Harapan BSD sebagai Juara 3.

Wiilam dari SMAK Ricci 1 Jakarta, Kada Rapail Ginting dari SMA 111 Jakarta, dan M. Fashakira Bhagawanta dari SMA Chikal Harapan BSD menerima hadiah sebagai pemenang debat di PMBLC 2017.

Menariknya, selain meraih uang tunai dan trofi, seluruh juara PMBLC 2017 memiliki kesempatan meraih beasiswa development fee untuk khusus untuk Jurusan S1 International Business Law Prasmul.

Pentingnya Pemahaman Hukum Bisnis Internasional

Dunia abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan globalisasi dan teknologi yang semakin pesat menuntut kesiapan di berbagai bidang, agar Indonesia memiliki daya saing di percaturan Internasional.

Pentingnya ilmu hukum bisnis internasional bagi para generasi millenials: Prof. Yudi Samyudia, Ph.D menyampaikan sambutannya dalam acara PMBLC 2017.

Dalam sambutannya, Prof. Yudi Samyudia, Ph.D selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik mengungkapkan, “Globalisasi itu identik dengan ‘hilangnya’ batasan antar negara, kondisi ini mendorong kompetisi antar SDM maupun antar negara semakin intens. Yang bermain adalah peraturan. Keadaan ini lah yang membuat peran hukum sangat penting dan wawasan terhadap hukum perlu dikuasai.”

Mendukung gagasan Prof. Yudi, Bu Tetty menambahkan, “Maraknya transaksi transnasional hingga konflik antarnegara juga mendorong kemampuan conflict of law menjadi wajib dikuasai oleh lawyers millenial.”

Untuk itu, Prasetiya Mulya mencatatkan sejarah sebagai perguruan tinggi pertama yang menyelenggarakan Jurusan S1 International Business Law. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan tenaga professional hukum bisnis, dengan wawasan internasional.

Bapak Dimass menambahkan, “Di S1 IBL Prasmul, kami juga berharap dapat membentuk komunitas bisnis yang jujur untuk mengurangi praktik hukum ilegal di Indonesia.” (*vio)

Vitry Octavia

Add comment

Translate »