Cerita Prasmul
Javier Lukito: Rahasia Menjadi Master of Ceremonies yang Andal – Prasmulyan of the Month

Javier Lukito: Rahasia Menjadi Master of Ceremonies yang Andal – Prasmulyan of the Month

Dalam setiap event, baik offline maupun online, pasti selalu ada satu sosok pemandu yang menyambut dan menutup acara. Nyatanya, Master of Ceremonies atau MC memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari itu, seperti memastikan kelancaran ajang serta menghibur para peserta. Apakah menurutmu gampang? Intip obrolan seru bersama Javier Lukito, Professional MC dari S1 Branding Prasetiya Mulya!

Kesempatan untuk Stand Out

Javier sudah aktif di atas panggung sejak SD.

Prasmulyan yang akrab disapa Javier ini sudah menetapkan keinginan untuk tampil sejak SD. Melalui acara sekolah, ia mengeksplorasi bakat dengan bernyanyi, menari, membaca puisi, serta menjadi MC. 

“Kalau nyanyi, suara pas-pasan. Kalau nari, badan nggak mendukung,” candanya. “Kalau MC kan saingannya nggak banyak, akhirnya melekatlah Javier sebagai MC!”

Ketika masuk SMA dan berhadapan dengan lingkungan baru, Javier ingin mencari cara untuk stand out. Ia pun bergabung di OSIS dan aktif dalam berbagai kepanitiaan, mulai dari pensi (re: pentas seni) hingga penyelenggaraan kompetisi. Setelah mengumumkan bakatnya sebagai host, Javier secara berkala membuka ajang di sekolahnya.

Setelah memandu acara bertahun-tahun, Javier mulai dikenal sebagai “si MC”.

“Dari situ mulai ada tawaran jadi MC untuk sweet 17 teman,” Javier menceritakan. “Awalnya dibayar dengan makanan, kemudian dapat angpau, lama-lama ada tawaran dari orang luar dengan bayaran beneran!”

Menjadi MC Tersertifikasi

Javier bersama teman-temannya dari TALKINC.

Pada masa liburan usai lulus SMA, Javier sudah resmi diterima sebagai mahasiswa Prasetiya Mulya. Namun bukan menggunakan waktu kosong tersebut untuk bersantai, ia justru mengisinya dengan kegiatan bermanfaat. Bersama temannya, Abigail Tania (S1 Business 2018), Javier mendirikan Ignite Event Organizer yang menawarkan jasa penyelenggaraan acara. Di atas itu, ia juga mengikuti kelas sertifikasi dari TALKINC untuk MC-TV Presenter.

“Mama yang nyaranin ambil sertifikat biar nggak asal-asalan,” ungkap Javier. “Itu ada 9 pertemuan. Awalnya kalau kerja cuma teriak-teriak dan ketawa haha-hihi, sekarang lebih teratur. Semua ada teorinya, mulai dari cara pegang mic, artikulasi, dan intonasi. Dulu aku kira warm up cuma buat penyanyi, tapi ternyata buat MC penting juga biar nggak salah ngomong dan berlibet.”

Dengan sertifikasi di kantong, profesionalitas Javier terus terbukti sebagai MC untuk acara ulang tahun, wedding, dan berbagai ragam workshop atau seminar. Bahkan, ia pun berkesempatan mewawancarai figur publik ternama seperti Jerome Polin, Pandji Pragiwaksono, Andy F. Noya, dan Dion Wiyoko. Kemudian Prasmul, sebagai kampus yang aktif, turut menjadi wadahnya untuk bersinar. Berhadapan dengan event kampus berskala besar, jangkauan koneksi Javier terus meluas.

“Dulu pas SMA, suka disindir kalau keseringan ikut kepanitiaan atau organisasi,” tutur Javier. “Di Prasmul kebalikannya. Kita justru didorong dan di-encourage untuk aktif. Challenges tentu lebih berat, tapi pastinya lebih seru!”

Mental Baja Seorang MC

Menurut Javier, orang kerap menganggap pekerjaannya hanya perlu membuka suara. Padahal, seorang MC harus siap pula menerima respons masyarakat yang tidak dapat diprediksi. Kadang orang tidak mendengarkan, di waktu lain sebuah celotehan gagal mengundang tawa penonton. 

Perform sejak kecil, Javier sudah terbiasa menghadapi reaksi penonton yang beragam.

“Cara orang mengatasi rasa gugup berbeda-beda, aku udah coba banyak hal,” kata Javier. “Misalnya menatap langsung mata penonton, liatin lampu, atau ngebayangin penonton sebagai tanaman. Tapi untuk aku, yang paling efektif ya cuma tekad. Kalau ada lawakan yang gagal, langsung telan aja.

Sebelum bekerja, Javier selalu mempelajari cue card dan latar belakang narasumber untuk menyesuaikan gaya bicaranya. Ada pula faktor krusial lainnya terutama ketika menjabat sebagai moderator. Ia menjelaskan, “Aku belajar dari mata kuliah Consumer Behaviour dan Consumer Journey betapa pentingnya empati. Kita harus berempati dengan audience yang udah bela-belain datang ke sebuah acara. Di saat bersamaan, kita harus pikirin pembicara. Bagaimana agar kedua pihak nyaman?”

Javier juga aktif di Horizon, radio kemahasiswaan Prasetiya Mulya, sebagai announcer kemudian Strategic Advisor. Di sini ia belajar banyak tentang leadership dan komitmen.

Di masa depan, Javier ingin memiliki usaha tetap sebagai entrepreneur. Namun ia pun teguh akan terus menjalankan bakatnya sebagai MC. Bahkan, ia menyatakan angannya untuk kelak menjadi TV Presenter layaknya VJ Daniel atau Jimmy Fallon, sosok-sosok yang ia gemari. Ia merampungkan, “Dengan pandemi gini, belum berani banyak berencana. Untuk sekarang, go with the flow dulu deh!”

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »