Cerita Prasmul
Intip Kisah Prasmulyan S1 Accounting, dalam Data Camp Singapore Management University

Intip Kisah Prasmulyan S1 Accounting, dalam Data Camp Singapore Management University

Perkembangan digital jelas memengaruhi banyak sektor, tak terkecuali akuntansi. Kertas-kertas nota yang dahulu berceceran, kita tertata dengan seragam dalam sistem digital yang terotomatisasi. Karenanya, para akuntan masa kini dan masa depan perlu berbenah, meningkatkan kecakapan data analytics skill mereka. Lantas, bagaimana mahasiswa S1 Accounting Prasetiya Mulya mempersiapkannya? Begini kisahnya!

Tanggal 10-24 Juli yang lalu merupakan waktu yang beruntung bagi dua Prasmulyan S1 Accounting, yaitu Sandra Salim dan Andeline Candy. Sebab, bersama dengan 55 orang lainnya dari 5 negara yang berbeda, kedua mahasiswi tersebut berkesempatan untuk mengikuti Accounting Masters Online Data & Analytics Camp yang diadakan oleh universitas terkemuka, Singapore Management University (SMU). 

Selangkah Lebih Maju di Dunia Akuntansi

 “It is very urgent for finance people to adapt or we will be irrelevant,” ungkap Vincent Lim selaku CFO Asia Pacific dari Datalogic S.p.A. dalam salah satu sesi webinar yang disediakan. Jelas, praktisi keuangan masa kini perlu menggunakan Big Data dalam menemukan pola pasar keuangan dan dasar merancang strategi perusahaan. Sayangnya, tak semua orang siap beradaptasi dalam transformasi yang cepat ini.

Karenanya, selama 2 minggu, baik Sandra dan Andeline, keduanya menyerap ilmu komprehensif, dari yang mendasar seperti Business Model Canvas hingga yang lebih rumit seperti bahasa pemrograman Python sebagai salah satu alat analisis data keuangan. 

Cuplikan kelas Phyton dan pengaplikasian yang diperoleh Sandra dan Andeline.

“Disini kami belajar dasar-dasar Python, terutama tentang pustaka atau paket analisis data dan visualisasi, seperti numpy, pandas, dan matplotlib,” ungkap Sandra. “Kami mempelajari cara memanfaatkan Python untuk mengekstraksi data keuangan dari Yahoo Finance dan Quandl, serta menghitung statistik dan memvisualisasikan temuannya dalam grafik,” lanjutnya.

Tak kalah menantang, keduanya juga menjalankan praktik menggunakan Python dalam model CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan valuasi saham, serta menjalankan BYOP (Build Your Own Program) sebagai latihan soal.

Menjadi CFO Masa Depan

Selain proses belajar yang komprehensif namun juga interaktif, kedua Prasmulyan ini juga didorong untuk mempresentasikan sebuah proyek akhir secara berkelompok. “Proyek ini menjadi salah satu hal yang menyenangkan, karena kami dapat bekerjasama dengan teman baru dari berbagai negara,” ungkap Sandra. Berbagai pembelajaran yang diberikan pun dipraktikkan secara nyata, seperti BMC, ide menjalankan transformasi digital yang implementatif, serta menganalisis data keuangan perusahaan pilihan dan memberikan rekomendasi terbaik untuk membantu investor dalam mengambil keputusan investasi.

Sandra dan Andeline yang dikelilingi mahasiswa dari negara beragam secara online.

“Ke depannya, Chief Financial Officer (CFO) itu tidak lagi perlu menyajikan data dan informasi, tetapi menyediakan insight dan wisdom untuk menjadi actionable recommendation.” 

Vincent Lim, CFO Asia Pacific dari Datalogic S.p.A. 

“Pembelajaran, latihan soal dan tugas yang menggunakan contoh nyata membuat kami terpukau dengan tingkat fleksibilitas Python yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan,” ujar Sandra. Mahasiswa angkatan 2017 ini pun menyadari, betapa pentingnya data analytics karena dapat menjadi sebuah keunggulan bersaing di dunia kerja nantinya.

Menutup perbincangan, Sandra bertutur, “Sebagai mahasiswa yang sebentar lagi lulus sebagai Sarjana Akuntansi dan masuk ke dunia kerja, pengalaman ini sangat berarti dan tidak ternilai. Wawasan diperluas, dan mata kami dibuka dengan kenyataan serta perkembangan industri akuntansi saat ini.”

We believe that data drives the future, and the future lies in those who understand data.”

Add comment

Translate »