Cerita Prasmul
Dapat Pengalaman Asyik, Kuliah Tidak Terusik!

Dapat Pengalaman Asyik, Kuliah Tidak Terusik!

Berhasil memberikan kontribusi nyata kepada industri melalui bekerja tentu sangat memuaskan dan membanggakan. Apalagi apabila pencapaian tersebut dilakukan semenjak duduk di bangku kuliah. Kabar baiknya, setiap mahasiswa apapun jurusannya memiliki kesempatan untuk melakukan hal yang sama tanpa mengganggu jadwal kuliahnya, lho! Salah satunya adalah dengan menjadi freelancer atau pekerja lepas. 

Kegiatan non-akademik ini merupakan pilihan yang tepat karena dapat dilakukan kapanpun dan dimana saja. Ditambah lagi dengan banyaknya bidang yang tersedia sesuai dengan minat dan keterampilan mahasiswa. Yuk, kita simak bagaimana pengalaman Prasmulyan sebagai freelancer

Meet Alyazahra Aulia Rusz and Shanne Aldora Vicyanto!

Perjalanan kedua Prasmulyan dalam dunia freelance dimulai dari ketertarikan mereka terhadap bidangnya masing-masing. Pertama, kita kenalan dulu dengan Alyazahra Aulia Rusz, atau akrab dipanggil Alya, mahasiswi yang sedang menjadi freelance di Alcor MICE. “Aku suka bikin slide presentasi dan susun presentasi, ternyata lagi dicari gitu,” ungkap Alya saat bercerita tentang awal mula mendaftarkan diri di freelance

Alyazahra Aulia Rusz

Mahasiswi jurusan S1 Event ini juga bercerita kalau pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan selama menjadi freelancer sangatlah membantu Alya dalam menjalankan project mata kuliah Special Event di semester 4. “Kebetulan di project mata kuliah Special Event, namanya Ammotere, aku pegang bagian production dan selama aku freelance di Alcor MICE, aku jadi belajar banyak tentang prosedur dan teknis produksi event, sehingga bisa aku terapkan di Ammotere,” tutup Alya. 

Tidak jauh dari Alya, Shanne Aldora Vicyanto atau Shanne juga menginjakkan kaki di dunia freelance Make Up Artist (MUA) karena kecintaannya pada industri kecantikan. Mahasiswi jurusan S1 Business ini merasa senang dengan pekerjaan freelance yang dilakukan karena keterampilannya dalam tata rias jadi terasah dengan sangat baik.

“Ke depannya, ada banget kepikiran untuk lanjut sebagai Make Up Artist (MUA), tapi untuk saat ini mungkin kembangin skill dulu, supaya bisa provide layanan lebih baik lagi buat klien,” cerita Shanne. 

Kuliah Tetap Aman

Kebersamaan Alya dan rekan kerja

Walaupun ilmu bisa dicari dimana saja, tapi tentu mahasiswa perlu tetap menjadikan perkuliahan sebagai prioritas utama. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan Alya sebelum akhirnya bulat dalam melangkahkan kaki menuju dunia freelance, terlebih ketika ia juga aktif sebagai anggota dari organisasi CARYA, Himpunan Mahasiswa (HIMA) S1 Event Universitas Prasetiya Mulya. 

Ketika menyeimbangkan seluruh kegiatannya, Alya menggunakan buku agenda sebagai alat bantu yang digunakan untuk menentukan daily focus dan memastikan semua tanggung jawabnya dapat terpenuhi tepat waktu. 

Cara lainnya adalah melakukan self-reflection untuk melihat bagaimana perasaan diri selama menjalani pekerjaan freelance dan dampaknya agar bisa menimbang kembali hal-hal yang perlu diprioritaskan sebagai mahasiswa. “Mungkin sebelum daftar kegiatan-kegiatan, bisa estimasi kapabilitas diri dengan evaluasi diri,” tutup Alya. 

Menantang Namun Menyenangkan

Kegiatan Masterclass Makeup Anpa Suha

Sebagai freelance Make Up Artist (MUA), khususnya untuk wedding, pekerjaan dan jam kerja yang dilalui cukup menantang karena mengharuskan Shanne untuk bangun saat subuh. Make up untuk wedding biasa dari subuh, jam 03.00 atau 04.00 pagi sudah wajar. Lalu make up sampai jam 09.00 atau 10.00 dan jeda karena biasa di jam segitu ada acara prosesi atau pemberkatan,” ucap Shanne. 

There’s more! Tantangan menjadi freelance Make Up Artist (MUA) tidak hanya soal jam tidur, tapi juga tentang client handling. “Pengalaman yang agak berbeda adalah untuk make up di wajah orang bule, itu jadi tantangan gimana mengadaptasikan ilmu yang aku punya tentang make up orang Asia, tapi bisa diterapkan juga di orang bule,” tutur Shanne. 

Walaupun begitu, kecintaan Shanne pada dunia tata rias membuatnya tetap giat dan senang dalam menjalaninya. “Do what you love, love what you do,” tutup Shanne Aldora Vicyanto. 

Shanne Aldora Vicyanto

Another plus point nih! Kegiatan freelance ini juga membuat kemampuan yang dimiliki oleh kedua Prasmulyan menjadi terasah dan semakin terampil, lho! Selain mendapatkan jam terbang, tetapi pembelajaran dan ilmu yang didapatkan melalui kegiatan freelance juga tidak kalah tebal. “Saat awal-awal, belajar banyak banget, harus terbiasa dengan struktur wajah klien yang berbeda-beda dan harus memastikan kalau make up tersebut cocok di wajahnya,” papar Shanne. 

Hal yang juga tidak kalah menyenangkan dengan menjalankan pekerjaan freelance ini adalah begitu banyak manfaat yang bisa didapatkan dalam waktu yang singkat. Ibarat free two birds with one key, dengan terselesaikannya 1 pekerjaan freelance, mahasiswa bisa mendapatkan portofolio sekaligus pengakuan atas kontribusi di industri, the best of both worlds, bukan?

Graciela

Add comment

Translate »