Cerita Prasmul
Brandialogue 2018: Mendalami Branding Sebagai Jantung dalam Kegiatan Bisnis

Brandialogue 2018: Mendalami Branding Sebagai Jantung dalam Kegiatan Bisnis

Rasanya 4 tahun di S1 Branding? Definitely the best 4 years of my life by far.

Apa yang membuat alumni bisa mengucapkan sepenggal kalimat tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah perasaan puas. Puas akan ilmu yang ditransfer para dosen, puas akan project perkuliahaan yang digarap serius untuk membuat mahasiswa mengerti dunia professional lebih dini, serta puas akan pengalaman non-akademik yang diasah sama tajamnya.

Sepenggal kalimat tersebut dilontarkan para alumni S1 Branding dalam kesempatan acara Brandialogue 2018, pada hari Sabtu (21/4) di Auditorium William Soeryadjaya, Universitas Prasetiya Mulya – Kampus BSD. Hadir untuk berbagi kisah adalah Product Manager PT Vivo Mobile Indonesia Irfan Alvianto (S1 Branding 2012), Assistant Brand Manager Buavita Unilever Stephanie Regina (S1 Branding 2013), dan Brand Strategist Sleekr Chevy Andhika Putra (S1 Branding 2011).

Why Branding?

Pertanyaan sekaligus tema tersebut menjadi topik obrolan menarik antara para pemateri dengan 120 peserta yang hadir, baik siswa/i SMA maupun para orang tua. For me, branding is the hub of the business,” lontar Hanie, yang juga merupakan peraih penghargaan Outstanding Academic Achievement dan Best Contribution pada Wisuda tahun 2017 lalu.

Ketiga speakers ini mempraktekkan ilmu 4 tahunnya di Prasmul ke dalam karier mereka.

Demikian karena, dibalik sebuah produk yang laris manis dan profit yang melonjak bagi bisnis, ada jalan panjang yang dilakukan para pelaku branding untuk bisa menciptakan produk yang dapat mengisi ceruk di pasar. Jalan itu salah satunya adalah riset konsumen.

Ketiga speakers mengungkapkan, kegiatan branding tanpa riset adalah asumsi belaka. Itulah mengapa riset konsumen menjadi pembelajaran penting di S1 Branding Prasmul. “Di S1 Branding, aku dididik bukan cuma bisa ‘jualan’ tapi berpikir keras ngebentuk value dari brand yang di pegang. Untuk itu, riset konsumen jadi makanan sehari-hari, baik di kampus atau di kehidupan kerja saat ini,” tutur Ivan, alumnus yang pernah magang di Nielsen Company Indonesia ini.

Dari branding juga, perusahaan  bisa mendapat arahan yang jelas akan kemauan konsumen.Branding also gives you guidance,” jelas Chevy yang merupakan penerima beasiswa dari Prasmul ini. Pemaparan kian semarak ketika Chevy menjelaskan bagaimana branding memberi guide bagi perusahaan lewat topik customer funnel.

Brandialogue 2018 ramai dihadiri sejumlah peserta yang antusias mengikuti talk show.

Customer funnel ibarat corong untuk meraih konsumen yang tepat bagi brand lo,“ ungkap Chevy. Ia kemudian memberikan analogi yang dekat dengan kehidupan siswa/i SMA. “Tahapan-tahapannya ada visitor, leads, qualified leads, customer, dan loyal customer. Ibarat lo mau pdkt (re: pendekatan) sama orang, tahap inilah yang akan ngarahin lo sebelum akhirnya nembak orang itu,” jelas Chevy disambut antusias para peserta.

S1 branding dimata Chevy, Hanie, dan Ivan

Diskusi yang berlansung 2 jam ini tak luput membahas momen a-ha ketiga alumni selama menghabiskan 4 tahun menempa diri di Prasmul. Hanie banyak membahas bagaimana Prasmul sukses memberikan project dan kesempatan bagi mahasiswa untuk berproses menjadi sosok profesional dan kompeten.

“Mungkin ini terdengar seperti jualan, tapi saya enggak di endorse Prasmul, lho, “ canda Hanie. Merasa sangat terfasilitasi dengan baik di Prasmul, Hanie mengatakan, “Dari tahun pertama kuliah, kami sudah diajarkan untuk ngerti apa yang company inginkan lewat study case tiap semester yang luar biasa menyenangkan. Kuliah belum genap 2 tahun, kami sudah dapat project yang wow, studi kasus brand Lexus. Kami juga pernah menangani brand Promina, Jungleland, hingga Pemerintah Kota Bogor, dan semua itu dipresentasikan langsung di depan petinggi-petinggi perusahaan.”

Para alumni kembali ke almamater mereka untuk berbagi pengalaman mengenai dunia kerja nyata.

Chevy kemudian mengangkat keunggulan dari segi kompetisi. “Kita diasah untuk kompetitif in a good way,” sahutnya. “Semua informasi lomba-lomba disebar di mailing list, mau ikut lomba juga dibayarkan kampus, bahkan bisa difasilitasi dengan mentor. Ekosistemnya suportif banget,” jelas pria yang pernah menjadi Finalis kompetisi L’oreal Brandstorm ini.

Ivan menambahkan, “Kalau aku mungkin mau berterima kasih kepada Career & Development Center Prasmul, karena pencapaian aku di VIVO sekarang ini bermula dari lowongan Management Trainee yang ditawarkan CDC Prasmul,” kenang Ivan.

Pemaparan alumni pada acara Brandialogue 2018 berlangsung memukau, ruang kian hidup dengan keingintahuan para peserta lewat lontaran pertanyaan menarik sebelum akhirnya acara ditutup sesi networking. Nah, bagi teman-teman yang belum hadir acara ini, sudah yakin kan mau datang di Brandialogue tahun depan? Pantau informasinya di www.prasetiyamulya.ac.id dan jangan kelewatan, teman! (VIO)

Vitry Octavia

Add comment

Translate »