Cerita Prasmul
Adiva Ramadhani: Menyeimbangkan Dunia Musik dan Kuliah – Prasmulyan of the Month

Adiva Ramadhani: Menyeimbangkan Dunia Musik dan Kuliah – Prasmulyan of the Month

“Masa indah ini tak kan pernah terganti. Walaupun terjatuh ku kan bangkit lagi, apa pun yang terjadi.”

Sepenggalan lirik di atas diambil dari “Tak Lagi Sendiri”, lagu ciptaan Adiva Ramadhani, mahasiswa S1 Food Business Technology Universitas Prasetiya Mulya. Pada tahun 2018 silam, penulis lagu tersebut terjun ke dua dunia baru dalam waktu yang bersamaan, yakni industri musik serta perkuliahan. Bagaimana pengalaman adaptasi Adiva sebagai musisi sekaligus mahasiswa baru? Bersama Ceritaprasmul, Adiva berbagi kisahnya. 

Berawal dari Hobi

Adiva aktif bernyanyi sejak kecil.

Adiva sudah akrab dengan musik dari umur 5 tahun, ketika ia mengikuti les vokal. Secara autodidak, ia juga belajar memainkan alat musik gitar dan piano, yang walaupun menurutnya “nggak jago”, tapi cukup untuk mengiringinya bernyanyi. Kemudian sejak SMP, alumnus Mentari Intercultural School Bintaro ini pun aktif berpartisipasi dalam pentas seni tahunan, hingga akhirnya memenangkan band competition di pengujung masa SMA-nya.

“Di masa SMA aku juga mulai sering bikin video cover lagu,” Adiva menceritakan. “Terus di-upload ke media sosial kayak Youtube, Soundcloud, Twitter, dan Instagram.”

Tadinya hanya sekadar hobi untuk menghibur diri, suaranya terdengar oleh MD Music Indonesia. Ia di-approach melalui Instagram dan ditawarkan untuk berpartisipasi dalam proyek soundtrack film Habibie & Ainun 3. Menerima “once in a lifetime opportunity”, Adiva resmi menjadi talent di bawah naungan label MD Music.

“Lagunya berjudul ‘Denganmu’ dan dikomposisi oleh Adrian Martadinata,” kata Adiva. “Jujur waktu itu cukup nervous, karena biasanya nyanyi untuk entertainment sendiri. Pertama kali terjun, langsung rekaman, proyeknya juga langsung gede. Untungnya banyak yang dengerin lagunya!”

Dua Dunia Baru

Adiva harus beradaptasi dengan dua dunia baru di waktu bersamaan.

Bukan hanya industri musik yang baru, pada tahun yang sama, ia juga harus berkenalan dengan dunia perkuliahan. Awalnya, Adiva belum ada ketertarikan masuk Prasmul karena menurut sepengetahuannya, Prasmul hanya memiliki jurusan terkait bisnis dan manajemen. Namun ia terkejut ketika melihat Prasmul kini memiliki fakultas School of Applied STEM. Sebagai sosok yang gemar memasak, ia pun daftar dan lolos sebagai Prasmulyan S1 Food Business Technology.

“Sebelumnya kan aku hanya kenal masa SMA aja, tiba-tiba ada dua responsibilities baru yang sama-sama pentingnya,” ungkapnya. “Aku lumayan kaget waktu itu, harus beradaptasi dengan cepat.”

Tentunya, struggle tersebut tidak berlama-lama. Sekarang memasuki tahun ketiganya, Adiva sudah menemukan balance serta titik nyaman antara musik dan kuliah. Ia mampu memilah prioritas dan mengorganisasikan kewajibannya berdasarkan kepentingan. Bahkan di tengah kesibukannya melakukan rekaman dan promosi, ia tetap aktif berkepanitiaan di Prasmul, seperti Pop Up Market dan CLAVE

Adiva tetap merupakan mahasiswa yang aktif meski sibuk meniti karier di musik.

“Dari awal, aku udah tegas ke labelku, pokoknya education comes first,” ia menjelaskan. “Segala urusan rekaman harus di luar jam kuliah. Capek sih, tapi itu yang harus dijalankan.” 

Menemukan Benang Merah

Pada Maret 2021 lalu, Adiva merilis “Tak Lagi Sendiri”. Berbeda dengan single pertamanya, lagu ini merupakan hasil gubahannya sendiri, mulai dari musik dan lirik. Mengarang lagu khusus untuk seri drama berjudul “Kisah Untuk Geri”, ia menerima banyak brief agar lagunya sesuai dengan jalan cerita. Meskipun banyak yang perlu dipertimbangkan, Adiva berhasil menciptakan lagu yang tetap mencerminkan dirinya. 

“Menulis lagu itu paling gampang dari pengalaman sendiri dan tentang cinta,” ungkap Adiva. “Tapi cinta kan universal. Bisa cinta terhadap keluarga, cinta terhadap suatu memori. Dari cerita teman pun juga bisa. Justru itu melatih aku untuk menulis lagu berdasarkan sudut pandang orang lain.”

Walaupun tampak bertolak belakang, penggemar Kunto Aji dan Taylor Swift tersebut menemukan benang merah antara kehidupannya di Prasmul dan industri musik. Sebagai kampus yang mengedepankan kreativitas dan inovasi, mindset Prasmul satu jalan dengan cara Adiva berkarya di musik. Dari hal yang sudah ada, baik itu resep atau aliran musik, apa yang bisa ia sajikan secara berbeda untuk orang lain?

Adiva menemukan benang merah antara masak dan musik.

“Aku dari dulu selalu kepikiran, lho, bisa nggak ya menggabungkan masak dengan musik?” Adiva menyampaikan. “Tapi sekarang aku fokus di nyanyi dulu kali ya. Di masa depan, kalau udah semakin banyak pengalaman, mungkin bisa mendirikan bisnis makanan!”

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »