Cerita Prasmul
5 Prasmulyan Bicara Pengalaman di Apple Developer Academy – Part I

5 Prasmulyan Bicara Pengalaman di Apple Developer Academy – Part I

Sejak kehadiran Apple Developer Academy di BSD pada 2018 silam, mahasiswa Prasetiya Mulya terus berlangganan menerima beasiswanya untuk pendidikan pengembangan aplikasi berjangka waktu 10 bulan. Setelah Hubert Tatra dari S1 Software Engineering 2017 menjadi salah satu peserta akademi angkatan pertama, kini sudah ada lima Prasmulyan lain yang mengikuti jejaknya.

Mereka adalah Aditya Sanjaya, Ananda Ayu, dan I Putu Krisna dari S1 Software Engineering 2018, Agung Aditya dari S1 Software Engineering 2019, serta Vincentius Calvin dari S1 Business Mathematics 2018. Kesempatan untuk mempelajari coding, programming, dan app-developing dari brand teknologi ternama membuat mereka dan ratusan orang berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri ke akademi. Kepada Cerita Prasmul, kelima mahasiswa tersebut mengungkapkan bagaimana mereka bisa diterima dalam program prestisius tersebut!


Mengapa kalian memutuskan untuk mendaftar ke Apple Developer Academy?

Nanda        : Aku tau program ini ketika Apple Developer Academy melakukan kunjungan ke Prasmul. Kebetulan waktu itu yang jadi narasumber adalah Hubert. 

(Ki-Ka): Krisna, Nanda, dan Aditya merupakan peserta Apple Developer Academy batch 2.

Aditya        : Awalnya memang mau coba yang baru sambil mengasah coding skill. Apalagi kan Apple wah banget. Ketika mendaftar, aku di Prasmul masih semester awal, jadi belum ada portofolio kuliah. Akhirnya aku kirimkan aplikasi yang dibikin pas SMA. 

Agung        : Aku juga mengirimkan portofolio aplikasi yang aku coba develop waktu SMK dulu.

Nanda        : Aku malah nggak punya portofolio sama sekali. Jadi aku submit esai yang pernah kutulis tentang statistika.

(Ki-Ka); Agung dan Calvin menjalankan program bersama sebagai peserta batch 3.

Krisna        : Kalau aku mengirimkan daftar prestasiku di bidang matematika.

Calvin        : Karena aku dari S1 Business Mathematics, aku memang kurang akrab dengan dunia pengembangan aplikasi. Waktu mendaftar, aku minta surat rekomendasi dari salah satu Faculty Member S1 Computer Systems Engineering.

Apa yang kalian lakukan setelah resmi dinyatakan sebagai scholarship awardee?

Nanda        : Rasanya seneng banget! Kami bisa menikmati fasilitas akademinya, termasuk perangkat canggih Apple, ruang belajar nyaman, loker, dan juga pantry.

Agung        : Per-batch terdiri dari sekitar 200 peserta yang dibagi menjadi kelas pagi dan siang. Lalu, kami dikelompokkan jadi 4-7 orang yang terdiri dari coder, designer, serta project manager. Setiap bulan, kami menjalankan challenge berbeda dengan set kelompok berbeda pula agar kami bisa mencoba setiap jabatan.

Krisna        : Topiknya juga selaras banget sama apa yang diajarkan di S1 Software Engineering. Kadang, waktu di akademi, aku mikir, ‘oh, ini kan baru diajarkan di Prasmul’. Tapi di waktu lain, justru kebalikannya. 

Penerima beasiswa dapat memanfaatkan fasilitas akademi yang mewah.

Calvin        : Kalau aku beda, karena pelajaranku di kampus sangat tidak nyambung dengan akademi. Sebelum mendaftar, aku sempat diskusi dengan Kepala Program Studi S1 Business Mathematics, dan dia make sure aku bisa menjalankan program sambil berkuliah. Walaupun aku harus catch-up, belajar hal baru itu menyenangkan buat aku, jadi aku sanggupi. Yang penting sih jangan sungkan untuk bertanya ketika nggak mengerti sesuatu.

Ternyata, tahu-menahu coding dan programming bukan hal utama untuk lolos pendaftaran. Menurut kalian, apa sih yang akademi cari dari peserta?

Agung        : Setelah tahap pengumpulan berkas, kami tidak diwawancara satu per satu, tapi dipanggil untuk melakukan Focus Group Discussion dan menuntaskan masalah sederhana menggunakan logic

Calvin        : Dari situ kelihatan pola pikir peserta, termasuk yang belum paham programming. Kayaknya mereka juga menilai dari tingkat keinginan belajar dan passion. 

Apakah kalian akan merekomendasikan Prasmulyan lainnya untuk mencoba daftar di Apple Developer Academy?

Tiap batch terdiri dari hampir 200 peserta.

Krisna        : Menurutku yang didapatkan worth it banget, sih. Mulai dari ilmu, fasilitas, sampai koneksi. 

Calvin        : Jangan khawatir jika belum kenal coding, app design, dan lainnya. Ketika ditanya seberapa tingkat kepahaman aku dengan topik tersebut, aku jawab jujur yaitu 1 dari 10. Namun jika kamu down for new challenges, punya passion terselubung, atau sekadar ingin cari pengalaman, why not


Nah, baik sudah familier maupun masih meraba-raba seputar coding, programming, dan pengembangan aplikasi, kamu punya kesempatan untuk menerima beasiswa dari Apple Developers Academy seperti teman-teman Prasmulyan di atas. Jika kamu mau tahu lebih lanjut tentang proses pembelajaran di akademi serta ilmu yang mereka dapatkan, langsung pindahkan bacaanmu ke wawancara bagian kedua di link ini!

mm

Sky Drupadi

2 comments

Translate »