Cerita Prasmul
3 Prasmulyan Berjaya Dalam Tarumanagara Business Case Competition 2018

3 Prasmulyan Berjaya Dalam Tarumanagara Business Case Competition 2018

Nama Universitas Prasetiya Mulya kembali diharumkan oleh tiga mahasiswa berbakat, Kristie Marsela, Ingvelda Feliecia Hermawan, dan Joshua Hans Alvin, yang berjaya dalam Tarumangara Business Case Competition 2018. Di ajang yang berlangsung selama tiga hari tersebut, ketiga Prasmulyan S1 Business 2015 ini mengasah otak bersama  sebelum akhirnya berhasil memenangkan gelar juara 1 dengan penuh kebanggaan.

“Senang banget, kami tidak menyangka bisa menang,” ungkap Ingvelda mewakili kebahagiaan timnya. “Persaingan cukup ketat karena kompetitor berasal dari UI, ITB, Telkom, dan tentunya Untar sendiri, yang sudah sering ikut perlombaan serupa.”

Tarumanagara Business Case Competition merupakan kompetisi bisnis berskala nasional yang diusung oleh Ikatan Mahasiswa Manajemen Tarumanagara (IMMATA). Dengan tema “Solve Problem Economically and Transform Urban Millenials”, sayembara ini ditujukan untuk para generasi muda yang ingin mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam menghadapi kasus-kasus bisnis yang tak jarang terjadi di lapangan kerja nyata.

Tiga Hari Berdiskusi

Kepada Ceritaprasmul, tim kampiun tersebut menceritakan pengalaman mereka selama tiga hari berkompetisi.

“Di babak penyisihan, kami diminta untuk memecahkan kasus dari Gogobli. Perusahaan startup tersebut ingin mengetahui bagaimana toko-toko, yang merupakan target B2B mereka, dapat mengadopsi teknologi aplikasi Gogobli, apa saja persepsi mereka terhadap sistem Gogobli, dan cara meyakinkan toko untuk menggunakan aplikasi tersebut,” jelas Joshua.

Setelah proses screening yang cukup ketat, 10 tim terbaik yang lolos kemudian menerima tantangan menuju final yaitu presentasi case dan company visit dari Doku, sebuah perusahaan digital yang berkecimpung di payment getaway dan ewallet.

Ketiga pemenang berpose di depan logo Doku

Menurut ketiga pemenang tersebut, ronde paling menantang yang harus disongsong adalah babak impromptu. Mengambil kasus dari sudut pandang salah satu mitra bisnis Doku, para pesaing harus menentukan langkah untuk menggaet target market Millenial, terutama dari segi marketing dan produk. Menguji kemampuan bekerja under pressure, para peserta hanya diberikan waktu satu jam untuk berdiskusi, mencari ide, dan membuat presentasi.

“Mengikuti tema kompetisi, kami memfokuskan solusi kami pada low cost, namun maximum impact dalam jangka panjang, sehingga menguntungkan segi ekonomi perusahaan,” ungkap Ingvelda. “Khusus untuk babak impromptu, karena berhubungan dengan produk wadah plastik, kami mengajukan campaign yang dapat mengubah stigma negatif masyarakat mengenai membawa kotak makan dan bekal.”

Tidak Mengincar Kemenangan

Perjalanan menuju kejuaraan ini tidak melalui jalan mulus, namun diwarnai dengan rasa gugup, terutama ketika presentasi mereka dihentikan sebelum tuntas, diikuti dengan “serangan” pertanyaan dari para juri. Tapi rintangan ini pun berhasil mereka tebas.

“Beberapa tips dalam presentasi agar tidak gugup adalah dengan menulis point idea di secarik kertas, latihan berulang-ulang, dan biasakan berdoa sebelum mulai pertandingan.”

 

Goal kami adalah menomorsatukan pengalaman, bukan nama yang bertebar emas.

Ketiga Prasmulyan ini mengiakan bahwa semua aspek bisnis yang diajarkan Prasmul saling terhubung dan bersinergi untuk menciptakan business mindset yang dibutuhkan dalam perlombaan. “Selama ini, kami terbiasa ikut lomba marketing plan,” ujar Kristie.Sekarang kami mendalami ajang business case yang tidak terbatas pada sektor marketing saja, tapi lebih melibatkan perusahaannya.”

Sebagai mahasiswa yang sebelumnya pun pernah memenangkan beberapa kompetisi Business Case, Kristie, Ingvelda, dan Joshua menekankan pentingnya mengikuti berbagai kompetisi selama kuliah. “Skill yang sudah diajarkan di kampus bisa ditajamkan lagi melalui kompetisi, seperti analytical skill, problem solving skill, dan ilmu manajemen lainnya.”

“Keuntungan terbesar bukanlah saat memenangkan kompetisi, tapi saat proses perlombaan di mana semua hasil analisis dinilai oleh praktisi yang sudah sangat berpengalaman di lapangan,” tutup Ingvelda.

Selamat pada Kristie, Ingvelda, dan Joshua atas kemenangan mereka ini. Semoga dapat menginspirasi sesama Prasmulyan dalam mengasah ilmu yang telah ditampung selama berkuliah. (*SDD)

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »